JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab akhir-akhir ini wilayah Jabodetabek diguyur hujan dengan intensitas yang beragam.
Padahal, BMKG memprediksi puncak musim kemarau terjadi di wilayah Jabodetabek pada bulan Agustus ini.
"Wilayah Jabodetabek selama bulan Agustus masih mengalami periode puncak musim kemarau. Tapi, dalam beberapa hari terakhir, wilayah Jabodetabek diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai kilat/petir dan angin kencang," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG Miming Saepudin melalui pesan singkat, Rabu (12/8/2020)
"Kejadian tersebut dipicu oleh adanya fenomena gelombang atmosfer (Rossby Ekuator) yang saat ini cukup aktif di wilayah Indonesia bagian barat," sambung Miming.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Penjelasan Lengkap BMKG soal Awan di Meulaboh yang Disebut seperti Tsunami
Selain gelombang atmosfer, Miming juga mengatakan kondisi udara skala lokal di suatu wilayah juga berpengaruh terhadap curah hujan.
"Kondisi udara yang labil dalam skala lokal juga cukup mendukung peningkatan awan hujan," kata Miming.
Hal tersebut yang menyebabkan hujan terjadi di beberapa wilayah Jabodetabek pada saat siang/hari menjelang malam hari.
Miming menyebut, sejauh ini kondisi yang ada merupakan kondisi normal, meski hujan terjadi di puncak musim kemarau.
"Secara umum dapat diambil kesimpulan, meskipun saat ini berada pada periode puncak kemarau, bukan hal yang tidak mungkin bahwa hujan masih dapat terjadi," kata Miming.
BMKG pun memprediksi wilayah Jabidetabek akan diguyur hujan dalam satu sampai dua hari mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.