Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penanganan Covid-19, Epidemiolog: Depok Harus Dibantu Jakarta

Kompas.com - 22/09/2020, 14:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok dinilai memerlukan uluran tangan DKI Jakarta agar dapat menanggulangi pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono, pakar yang juga sempat menjadi ahli penanganan Covid-19 di Depok tetapi mengaku belakangan sudah jarang dilibatkan lagi.

"Kota Depok itu miskin begitu, jadi harus dibantu oleh Jakarta. Kalau tidak dibantu rasanya tidak mungkin," kata Miko ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (22/9/2020).

Ia menyoroti dua hal, yakni lokasi isolasi khusus pasien Covid-19 tanpa gejala dan minimnya ketersediaan laboratorium PCR.

Soal masalah pertama, DKI Jakarta telah meniadakan isolasi mandiri, sehingga pasien tanpa gejala mesti direlokasi ke lokasi isolasi khusus, termasuk hotel bintang 2 dan 3.

Baca juga: Epidemiolog: Kapasitas RS Rujukan Covid-19 di Depok Kecil, Wajar Cepat Penuh

Kota Bekasi juga punya Stadion Patriot Candrabhaga yang kini dialihfungsikan untuk isolasi pasien Covid-19.

Pemerintah Kota Depok memang punya mekanisme merujuk pasien tanpa gejala ke dua rumah sakit khusus isolasi, yakni RS Citra Medika dan RS Hasanah Graha Afiah, bila kondisi rumah pasien tak ideal untuk isolasi mandiri.

Namun, menurut Miko, sebaiknya seluruh pasien di Depok, tanpa terkecuali, tak diperkenankan lagi isolasi mandiri di rumah, karena berpotensi menularkannya ke keluarga maupun lingkungan sekitar.

"Artinya, Depok sebaiknya diberikan wewenang untuk mengelola fasilitas-fasilitas punya DKI Jakarta, tetapi adanya di perbatasan (Jakarta-Depok)," jelasnya.

"Seperti di Pasar Minggu, itu kan sebetulnya dekat perbatasan, dan di situ ada wisma milik DKI, harusnya bisa digunakan oleh Depok. Lalu di Ciracas, juga perbatasan dengan Depok, itu juga ada wisma milik DKI, kemudian ada GOR Ciracas, itu bisa digunakan," ungkap Miko.

Baca juga: [Update Covid-19 di Depok]: 50 Kasus Baru, 97 Pasien Pulih

Tanpa meminta bantuan ke Jakarta, menurut dia, Depok akan kesulitan mengatasi munculnya klaster keluarga karena Depok kekurangan fasilitas.

"Depok tidak punya wisma, tidak punya gelanggang olahraga. Gelanggang olahraga pun cuma Depok Timur dan itu tidak memenuhi syarat karena berada di perkampungan," ujarnya.

Selain soal lokasi isolasi, ia juga menyoroti soal minimnya laboratorium PCR untuk menguji hasil tes swab warga Depok.

Sebagai perbandingan, DKI Jakarta punya lebih dari 50 jejaring laboratorium pemeriksaan PCR.

"Depok baru punya satu laboratorium (PCR), yaitu Labkesda. Labkesda itu mampu 200 paling maksimal sehari. Sisanya harus dites di Jakarta, kalau contact tracingnya banyak, seperti ke Litbangkes," kata Miko.

Baca juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 di Depok Semakin Tinggi, Nyaris 3 Kali Lipat dalam 2 Bulan

"Kalau ke Litbang kan gratis, kalau (kerja sama dengan laboratorium lain seperti) RS UI atau RS Mitra kan bayar. Kalau sekarang ada duit, ya bisa. Tapi kalau nggak ada duit, ya berhenti lagi," tuturnya.

Kompas.com berupaya meminta tanggapan kepada Wali Kota Depok Mohammad Idris, namun yang bersangkutan belum bisa dihubungi hingga artikel ini disusun.

Kota Depok masih menjadi wilayah dengan laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di Bodetabek dan Jawa Barat, dengan total 3.339 kasus positif Covid-19, hingga data terakhir dirilis kemarin.

Dari jumlah itu, sebanyak 857 pasien sedang ditangani karena terinfeksi virus corona saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com