Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Blogger Trinity yang Sebut Pelayanan Bandara Soetta Rasa Ospek

Kompas.com - 28/09/2020, 08:40 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

TANGERANG, KOMPAS.com - Travel Blogger Trinity menulis utasan di Twitter tentang kritikannya terhadap pelayanan di terminal kedatangan internasional Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Kompas.com melakukan konfirmasi melalui pesan singkat dan Trinity tidak keberatan tulisan kritikannya tersebut dimuat dalam pemberitaan.

"Ok dong (boleh dimuat)," ujar dia saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat, Minggu (27/9/2020).

Baca juga: Pelayanan Diprotes Blogger Trinity, Bandara Soekarno-Hatta Minta Maaf

Cerita singkat berawal saat Trinity baru saja melakukan perjalanan dari Turki dan hendak pulang ke Indonesia.

Dia mengeluhkan bagaimana petugas kesehatan dan petugas gugus Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta memperlakukan penumpang yang baru datang di Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Dalam kicauannya, Trinity mengatakan, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.00 WIB, tiba-tiba petugas ditambah personel TNI dan Polri berteriak-teriak menyuruh duduk.

"Ratusan kursi udah disediakan, lalu ada petugas + tentara + polisi teriak2 nyuruh kita semua duduk dlm bhs Indonesia. Ga ada info tertulis maupun verbal kita disuruh ngapain. Bahkan bule2 juga dibentak tentara, "Hey you, come back!"," tulis Trinity.

Dia mengatakan, penumpang sudah semakin menumpuk dan semakin banyak bentakan dari petugas.

Saat itu Trinity mengaku dirinya serasa seperti sampah dan pengungsi ilegal.

Dia juga menceritakan dalam suasana tersebut tidak terlihat bagaimana seharusnya physical distancing diterapkan di bandara terbesar di Indonesia tersebut.

"Gue ambil posisi duduk agak depan n berinisiatif isi formulir pake bolpen sendiri. Sementara penumpang lainnya masih diteriakin suruh duduk, ga tau suruh ngapain. Boro2 jaga jarak! Very intimidating!" tulis dia.

Tidak hanya pelayanan yang tidak ramah dan tak ada jaga jarak yang dikeluhkan Trinity, dia juga menilai tidak ada panduan harus melakukan apa untuk bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Trinity juga mengkritik bagaimana alur yang dia jalani di Bandara Soekarno-Hatta saat kepulangannya dari Turki tersebut begitu banyak kontak fisik.

"Formulir dan point pemeriksaan terlalu banyak, kayak ga percaya aja sampe berkali2 dicegat. Pdhl seharusnya meminimalisasi kontak, tapi ini ketemu orang dan bersentuhan dg kertas2 yg dipegang tangan berkali2." tulis Trinity.

Dia merasa pengalaman yang dia dapatkan di Bandara Soekarno-Hatta saat pulang ke tanah air bukan merupakan pelayanan yang ramah.

Justru Trinity merasa pelayanan tersebut semacam ospek perpeloncoan.

"Ah begitulah caranya yg berasa kayak diospek. Seharusnya ada informasi yg jelas yg bisa diakses semua org WNI & WNA ttg bagaimana tata cara masuk Indonesia. Ga usah pake teriak2 dan bentak2 juga pan? It's humiliating!" tulis dia.

Kritikan tersebut dijawab dengan permintaan maaf oleh pihak PT Angkasa Pura II sebagai manajemen Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Akhir Pelarian Tersangka Pelecehan di Bandara Soetta, Ditangkap di Sumut Setelah Buron Berhari-hari

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Hariyadi mengatakan, pihak Bandara Soekarno-Hatta sudah menghubungi Trinity dan meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

"PT Angkasa Pura II telah menghubungi Trinity untuk menyampaikan permohonan maaf apabila ada pelayanan yang kurang berkenan," ujar dia.

Agus mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder agar kejadian yang dialami Trinity tidak terulang kembali ke penumpang lainnya.

"Kami juga berkoordinasi dengan seluruh stakeholder agar pelayanan dapat dilakukan dengan lebih ramah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com