Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2020, 10:28 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan sosialisasikan 3M melalui materi yang disampaikan guru kepada para murid selama berlangsungnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pun belajar di rumah (BDR).

"Soal sosialsiasi 3M jadi materi pembelajaran iya, untuk semua jenjang pendidikan, SD, SMP, SMA/SMK, selalu setiap saat disampaikan lewat BDR," kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan, Joko Sugiarto, saat dihubungi di Jakarta Minggu (18/10/2020).

Joko menyebutkan, para guru setiap hari memberikan pemahaman kepada siswanya akan pentingnya 3M, yakni memakai masker yang benar, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak fisik.

Kegiatan tersebut secara rutin dilaporkan kepada kepala sekolah dan sekolah melaporkannya ke Sudin Pendidikan sebagai bahan monitoring.

Baca juga: Jubir Satgas Covid-19 Nyatakan Makin Banyak Warga Terapkan 3M

"Saya sering mendapat tautan untuk memberikan sambutan atau menyapa anak-anak yang melakukan BDR, di sana kita selalu ingatkan soal 3M," kata Joko.

Menurut Joko, meski masuk dalam materi pembelajaran, tetapi pihaknya tidak memasukkannya dalam bobot penilaian siswa selama BDR. Yang terpenting adalah para siswa dapat memahami pentingnya 3M, sehingga menjadi kebiasaan baru yang dipatuhi.

Untuk menguji pemahaman para siswa, terkadang guru juga meminta siswa membuat video pendek terkait penerapan 3M yang dibantu oleh orangtua siswa untuk mengawasi anak-anaknya.

"Materi 3M itu tidak bisa dinilai, dia cuci tangan kita tidak bisa melihat, tapi orangtua yang melihat dan menyampaikan ke gurunya," ujar Joko.

Baca juga: Terapkan Pola Hidup 3M pada Anak, Orangtua Harus Jadi Contoh

Joko menambahkan, dari video-video kreatif tentang 3M dari para siswa, dapat dilihat apakah mereka sudah memakai masker dengan benar, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak fisik ketika berada di luar rumah.

Selain itu, para guru juga menyampaikan kepada siswanya jika saat ini pembelajaran jarak jauh atau belajar di rumah (BDR) masih diberlakukan.

Hal ini dikarenakan situasi pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan bagi para siswa belajar secara tatap muka di sekolah.

"Kita sampaikan untuk anak-anak semuanya, BDR itu adalah langkah yang tepat yang dapat kita lakukan, karena saat ini kita tidak bisa melakukan pembelajaran secara tatap muka," kata Joko.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan gerakan cuci tangan bisa masuk ke dalam modul pelajaran sekolah yang dimulai sejak pendidikan anak usia dini (PAUD).

Seperti diketahui, mencuci tangan merupakan salah satu dari tiga poin dalam gerakan 3M.

Pentingnya mematuhi 3M disampaikan oleh Satgas Covid-19, bahwa dapat menjadi benteng pertahan tubuh dari terpapar Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com