Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbaneka Vaksinasi Perdana Covid-19 di Depok, Berjalan Lancar Tanpa Timbulkan Reaksi

Kompas.com - 15/01/2021, 07:42 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok jadi salah satu wilayah pertama di Jabodetabek yang sudah melangsungkan kick-off vaksinasi Covid-19 tahap 1.

Peluncuran vaksinasi dilakukan dengan penyuntikan CoronaVac buatan Sinovac Biotech terhadap 10 pejabat lokal pada Kamis (14/1/2021) di RS Universitas Indonesia.

Sepuluh pejabat itu yang disuntik vaksin Coronavac di RS UI, yakni:

  1. Dandim 0508/Depok, Kolonel (Inf) Agus Isrok Mikroj
  2. Kepala Kwarcab Kota Depok, Nina Suzana
  3. Kepala Kantor Kemenag Kota Depok, Asnawi
  4. Ketua PGIS (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) Kota Depok, Bebalazi Zega
  5. Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Erdwin Siregar
  6. Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna
  7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita
  8. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19/Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Dadang Wihana
  9. Kepala Kejaksaan Negeri Kota Depok, Sri Kuncoro
  10. Dokter IDI Kota Depok, Lubna Sadat

Baca juga: Testimoni Para Pejabat Depok usai Divaksin Covid-19: Tak Terasa, Lebih Sakit Vaksinasi Meningitis

Usai menjalani vaksinasi, sejumlah pejabat itu membagikan pengalaman, testimoni, hingga harapan mereka terhadap berjalannya vaksinasi Covid-19 ke depan di Depok.

 

Vaksinasi tak timbulkan reaksi

Sepuluh pejabat lokal di Depok menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 dalam launching vaksinasi  vaksin Coronavac di RS Universitas Indonesia, Kamis (14/1/2021).Vitorio Mantalean Sepuluh pejabat lokal di Depok menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 dalam launching vaksinasi vaksin Coronavac di RS Universitas Indonesia, Kamis (14/1/2021).

Sebelum disuntik, para pejabat menjalani penapisan/screening, pengecekan kesehatan, dan menjalani penyuluhan serta pemantauan reaksi sekitar 30 menit setelah vaksinasi.

Total waktu yang diperlukan untuk seluruh tahap vaksinasi terhadap 10 orang itu pagi tadi sekitar 90 menit.

"Memang ternyata tidak terasa disuntik itu, cuma khawatir saja awal mau disuntiknya," ujar Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna, kemarin.

"Setelah (divaksinasi) itu kami diberikan rehat 30 menit, ada reaksi apa, dan ternyata tidak ada reaksi pada kami, setelah itu dikasih roti dan air mineral. Yang terakhir ditensi kembali, diperiksa kembali, kemudian diberikan arahan-arahan terkait reaksi yang terjadi pada orang yang habis divaksin. Setelah ini kami akan kembali dua pekan ke depan," ungkapnya.

Baca juga: Depok Tunggu Ridwan Kamil Terbitkan Pergub soal Sanksi bagi Penolak Vaksinasi Covid-19

Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar dan Dandim 0508/Depok Kolonel Agus Isrok Mikroj berpendapat senada.

Tidak ada reaksi atau efek samping di luar dugaan yang mereka rasakan.

"Saya kira biasa aja, malah lebih sakit (vaksinasi) meningitis kalau kita mau umrah, tebal (jarumnya). Kalau ini (vaksinasi) Covid-19 enggak," ujar Kombes Imran.

"Tadinya sempat kami berpikir akan seperti apa, tapi ternyata tidak terasa. Untuk masyarakat enggak usah khawatir, enggak usah ragu, enggak usah takut," timpal Kolonel Agus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengaku tidak merasakan apa-apa selama vaksinasi.

Dia mendesak warga supaya ikut divaksinasi jika giliran mereka tiba kelak.

"Kalau menolak, kalau kata saya malah rugi," ujar Novarita kepada wartawan.

Baca juga: Warga Depok Diminta Tak Khawatir Vaksinasi Covid-19 Gratis, Kadinkes: Rugi kalau Menolak

Sebagai informasi, vaksin CoronaVac ini berbanderol 30 dolar AS atau sekitar Rp 424.000 per dosis.

Presiden RI Joko Widodo sebelumnya pernah mengumumkan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak dipungut biaya.

"Mungkin nanti ada kebijakan baru lagi, bayar atau apa, kan pemerintah, kami enggak tahu," imbuh Novarita.

Distribusi dikebut

Usai dipakai 10 dosis untuk penyuntikan 10 pejabat kemarin pagi, sisa 11.130 vaksin CoronaVac kini sedang dalam proses distribusi ke fasilitas-fasilitas kesehatan (faskes).

Distribusi dilakukan secara cepat dan ditargetkan beres hari ini.

"Distribusi hari ini (kemarin) ke 32 faskes, besok (hari ini) ke 28 faskes," kata Novarita.

Total, ada 20 rumah sakit swasta, dua rumah sakit milik negara (RSUD Kota Depok dan RS Bhayangkara/Brimob), serta 38 puskesmas yang akan menerima kiriman vaksin-vaksin CoronaVac tersebut.

Vaksin-vaksin ini akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan sebagai prioritas utama vaksinasi Covid-19 tahap 1.

Baca juga: Depok Kirim Vaksin Sinovac ke 22 RS dan 38 Puskesmas hingga Siapkan 252 Vaksinator

Jumlah vaksin yang diterima masing-masing fasilitas kesehatan berbeda, sesuai dengan jumlah tenaga kesehatannya. Vaksinator pun dipastikan telah siap.

"Sudah ada peruntukannya. Per faskes sudah ada daftarnya," tambahnya.

"Untuk tahap awal ini, ada 252 vaksinator yang sudah tersedia," lanjut Novarita.

Vaksinasi Covid-19 dilaksanakan dalam empat tahapan, mempertimbangkan ketersediaan, waktu kedatangan, dan profil keamanan vaksin.

Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia minimal 18 tahun.

Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun dapat diberikan vaksinasi apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: 3.977 Pasien Masih Positif Covid-19 di Depok, Terbanyak Selama Pandemi

Tahapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tahap 1 (Januari-April 2021)

Tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang, serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Tahap 2 (Januari-April 2021)

a. Petugas pelayanan publik (TNI, Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat).

b. Kelompok usia lanjut (lebih dari 60 tahun).

3. Tahap 3 (April 2021-Maret 2022)

Masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.

4. Tahap 4 (April 2021-Maret 2022)

Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com