Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI Perbaiki Sistem Pendataan Peserta Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 19/02/2021, 15:28 WIB
Rosiana Haryanti,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapkan beberapa alur pendaftaran dan pendataan peserta vaksinasi Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pada vaksinasi tahap pertama, pendataan penerima vaksin dilakukan secara terpusat. Para tenaga kesehatan dan pekerja pendukung mendapatkan SMS blast untuk mengikuti vaksinasi.

Namun sistem itu mengalami berbagai kendala sehingga banyak tenaga kesehatan dan pekerja pendukung yang tidak terdaftar.

Karena itu, sistem pendataan diperbaiki. Tenaga kesehatan dan pekerja pendukung yang tidak terdaftar bisa mendapatkan penyuntikan ketika vaksinasi digelar di fasilitas pelayanan kesehatan atau dalam acara vaksinasi massal secara langsung.

Baca juga: Soal Basis Data Vaksinasi Covid-19, KPU Sebut Tak Beri Data Pemilih ke Kemenkes, tapi Sinkronisasi

"Jadi sesuai data yang di tingkat top down tadi, juga yang on site (di tempat)," kata Widyastuti dalam seminar daring, Jumat (19/2/2021).

Dia menambahkan, Dinkes DKI Jakarta bekerja sama dengan organisasi profesi atau lembaga lainnya. Misalnya untuk vaksinasi kepada pekerja di Jakarta, Dinkes DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pendataan dan untuk validasi data.

Sebab tidak semua pekerja di Ibu Kota berasal dari Jakarta. Selain itu, untuk pendataan peserta vaksinasi di pasar, Widyastuti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan PD Pasar Jaya.

"Contoh misalnya Pasar Tanah Abang. Kami tidak sendiri langsung mendafatarkan (pedagang), tidak. Kami berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya. PD Pasar Jaya-lah yang tahu persis siapa komunitas di pasar itu yang memang sesuai sasaran," ucap Widyastuti.

Selain itu, Widyastuti menyebutkan, Kementerian Kesehatan memberikan akun atau link khusus yang bisa dipakai untuk mendaftarkan peserta vaksinasi. Akan tetapi dia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai sistem ini.

"Jadi belum berani kami publish dulu karena memang ada beberapa perubahan sistem," ujar dia.

Upaya tersebut dilakukan demi mencegah kasus orang yang mendapatkan vaksin bukan yang menjadi prioritas penyuntikan. 

"Jadi poinnya adalah kami berproses sesuai dengan prosedur yang di pusat. Tetapi kami juga sedikit berimprovisasi untuk menyiapkan data sendiri," ucap Widyastuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com