Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Wisma Atlet Hampir Penuh, Pengelola Siapkan 3 Tempat Tidur dalam Satu Kamar

Kompas.com - 12/06/2021, 15:07 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta hampir penuh seiring terus bertambahnya jumlah pasien yang masuk.

Pengelola Wisma Atlet pun sudah menyiapkan tempat tidur tambahan apabila jumlah pasien terus naik dalam beberapa hari ke depan.

Komandan Lapangan RS Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin mengatakan, saat ini pihaknya masih memiliki cadangan sekitar 2.000 tempat tidur.

Baca juga: Pasien RS Wisma Atlet Bertambah 448 Orang Dalam Sehari, Keterisian Capai 75 Persen

Tempat tidur itu akan ditempatkan di kamar-kamar perawatan atau isolasi yang sudah ada. Selama ini, tiap kamar hanya diisi dua tempat tidur atau dua pasien. Dengan penambahan ini, maka akan ada kamar yang diisi tiga pasien sekaligus

"Nanti mungkin akan dipakai 3 bed. Jadi setiap ruangan ada yang 3 bed, ada yang 2 bed," kata Arifin saat dihubungi, Sabtu (12/6/2021).

Berdasarkan data sampai pukul 08.00 WIB pagi ini, jumlah pasien di RS Wisma Atlet sudah mencapai 4.507 orang. Artinya dari 5.994 tempat tidur yang tersedia, 75 persennya telah terisi.

Padahal, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas aman keterisian tempat tidur adalah di angka 60 persen.

Baca juga: Pasien Covid-19 Terus Berdatangan, UGD Wisma Atlet Kemayoran Penuh

"Jadi kapasitas 5.994 itu hanya terhitung dua bed per kamar. Nanti kalau memang urgent bisa digunakan. Jadi nambah sekitar 30 persen," kata Arifin.

Jika penambahan tempat tidur belum cukup, maka pengelola RS Wisma Atlet juga berencana menggunakan tower 8 dan tower 9 di Wisma Pademangan. Selama ini, kedua tower itu digunakan untuk karantina WNI yang baru kembali dari luar negeri.

Jika kedua tower itu harus digunakan, maka warga yang menjalani karantina akan dipindah ke fasilitas karantina di hotel.

"Nanti dikondisikan bertahap," kata Arifin.

Arifin menambahkan, lonjakan jumlah pasien ini tak lain akibat dampak libur Lebaran lalu. Aktivitas warga Ibu Kota yang pulang kampung atau sekedar saling berkunjung ke kerabat mempercepat penularan virus corona.

Arifin pun mengimbau masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk tetap patuh pada protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Ini sudah hampir lampu merah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com