Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Es di Kembangan Jakbar, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 28/06/2021, 18:35 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramai di dunia maya video penampakan hujan es yang terjadi di Kembangan, Jakarta Barat, pada Senin (28/6/2021) pukul 13.10 WIB.

Berdasarkan video yang diunggah oleh akun instargram @widha1202, terlihat hujan turun dengan derasnya.

Saat dipertegas, ternyata terdapat butir-butir es yang jatuh bersamaan air.

Mengonfirmasi hal tersebut, Senior Procester BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Riefda mengatakan, hujan es benar terjadi di wilayah Kembangan, Jakarta Barat.

"Di laporan baru di Jakarta Barat. Tapi dari pantauan citra radar kami, daerah yang turun hujan ada di sekitar wilayah Jakarta Utara. Sementara daerah lain di Jabodetabek belum terpantau turun hujan, " jelas Riefda saat dihubungi awak media, Senin (28/6/2021).

Baca juga: Sopir Pajero Aniaya Sopir Truk Kontainer di Jakut karena Kesal Diklakson

Ia menjelaskan, saat ini arah angin di sekitar jakarta merupakan arah angin dari timur.

"Kemudian dia berkembang dan meluas bergerak sesuai arah angin melewati Kembangan, dan turun menjadi hujan di wilayah dingin. Sehingga sampai di permukaan timbul hujan masih berupa kristal-kristal es," jelasnya.

Riefda mengatakan, fenomena hujan es memang jarang terjadi. Namun, di daerah-daerah dataran tinggi seperti wilayah Bogor bisa saja terjadi.

Baca juga: Hujan Salah Musim, Puisi Sapardi, dan Krisis Iklim

"Karena mekanisme hujan es dari awan-awan Cumulonimbus atau awan rendah biasa terjadi ketika ketinggian antara awan dan dataran tidak jauh, " jelas dia.

Hal ini disebabkan kristal es yang jatuh tidak melalui udara panas maksimum. Sehingga mendarat masih dalam bentuk kristal-kristal es.

Ini biasa terjadi di daerah-daerah dataran tinggi.

Menyikapi fenomena yang terjadi di Kembangan yang merupakan dataran rendah, Riefda mengatakan ada berbagai kemungkinan.

Baca juga: Pengemudi Pajero yang Aniaya Sopir Kontainer Ditangkap Saat Hendak Kabur ke Surabaya

Pertama, hal ini terjadi karena tinggi dasar awannya bisa jadi lebih rendah dibanding awan-awan lain.

Kedua, bisa dikarenakan topografi wilayah yang lahannya masih hijau atau masih lebih dingin dibandingkan wilayah perkotaan.

"Mungkin di Jakbar tempat hujan es ini adalah lahan hijau yang masih punya suhu udara dingin, sehingga pemanasan tidak maksimal untuk proses pertumbuhan awan hujan, " jelasnya.

Lebih lanjut, Riefda mengatakan dalam periode sekarang, wilayah Jawa masih akan sangat basah, sehingga ada potensi tumbuh banyak awan-awan hujan dalam beberapa hari kedepan nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com