Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien di RS Wisma Atlet Bertambah 141 Orang, Totalnya Kini 7.903

Kompas.com - 15/07/2021, 09:26 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta kembali mengalami peningkatan seiring dengan lonjakan kasus di Ibu Kota.

Data hari Kamis (15/7/2021) pukul 08.00 WIB, tercatat pasien rawat inap di kelima tower Wisma Atlet berjumlah 7.903 orang. Ada penambahan jumlah pasien dibandingkan data kemarin.

"Jumlahnya bertambah 141 orang, semula 7.762," kata Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian, Kamis pagi.

Baca juga: Ketika Tenaga Kesehatan di Jakarta Tumbang Satu Per Satu di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Aris mengatakan, penambahan terjadi di tower 4, 5, 6 dan 7 RS Wisma Atlet Kemayoran yang diperuntukkan untuk pasien bergejala ringan hingga berat.

Semula ada 6.118 pasien yang dirawat di keempat tower itu, namun jumlahnya kini menjadi 6.254.

"Bertambah 136 pasien dibandingkan kemarin," kata Aris.

Peningkatan juga terjadi di tower 8 Wisma Atlet Pademangan, yang diperuntukkan untuk orang tanpa gejala. Jumlah pasien yang menjalani isolasi di tower itu bertambah 5 orang.

"Dari semula 1.644 menjadi 1.649 orang," kata Aris.

Baca juga: Saat RS Kolaps, Pasien Covid-19 Meninggal di Jalan hingga Jenazah Tergeletak di Depan Rumah

Jumlah pasien meninggal

Data yang sama juga menunjukkan masih ada penambahan pasien meninggal dunia di RS Wisma Atlet.

Data pada Rabu kemarin pukul 08.00, jumlah pasien yang meninggal di RS Wisma Atlet sejak awal pandemi tercatat berjumlah 387 orang. Namun per Kamis pagi ini, jumlah pasien yang meninggal dunia mencapai 405 orang.

Artinya ada 18 pasien di RS Wisma Atlet meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.

Humas RS Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego MS mengakui ada kenaikan jumlah pasien meninggal dalam beberapa waktu terakhir.

Ini disebabkan karena RS Wisma Atlet tak hanya menerima pasien gejala ringan dan sedang, namun juga gejala berat.

"Jumlah pasien yang gejala beratnya meningkat, otomatis kematiannya jadi lebih tinggi," kata Mintoro.

Menurut Mintoro, kondisi ini sudah terjadi sejak adanya lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya . Penuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 membuat RS Wisma Atlet harus ikut merawat pasien gejala berat.

Padahal, sejak awal RS Wisma Atlet didesain untuk menampung pasien gejala ringan dan sedang.

Meski demikian, Mintoro memastikan pasien yang meninggal itu karena kondisinya yang sudah kritis. Bukan karena masalah fasilitas seperti ketersediaan oksigen dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com