Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Megawati Koma, Hersubeno Arief Dipolisikan

Kompas.com - 15/09/2021, 20:25 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsultan media dan politik Hersubeno Arief dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena menyebut Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri koma.

Kabar bahwa Megawati koma dan kritis dibantah oleh partai tersebut. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P kemudian melaporkan Hersubeno ke polisi atas tuduhan menyebarkan hoaks atau berita bohong.

Menurut Wakil Ketua DPD PDI-P Jakarta Ronny Talapessy, informasi yang disampaikan Hersubeno itu sangat provokatif dan berbahaya serta merugikan partai berlogo banteng itu.

"Hari ini kami resmi melaporkan saudara Beno Arif dan kawan-kawan ke Polda Metro Jaya atas video di media sosial,” ujar Ronny.

Baca juga: Anies Keluarkan Kepgub PPKM Level 3 Terbaru, Ini Daftar Aturan Lengkapnya

“Dalam video itu dinarasikan berita bohong yang menyampaikan ibu Megawati mengalami sakit atau koma yang dikatakan informasi itu valid 1.000 persen. Oleh sebab itu kami hari ini melaporkan agar kepolisian bisa melaksanakan dan bekerja profesional,” imbuhnya.

Barang bukti yang dilampirkan saat pelaporan adalah tangkapan layar sebuah portal berita dan flash disk berisi rekaman video Hersubeno di YouTube yang viral.

Laporan DPD DKI Jakarta diterima oleh Setra Pelayanan Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.

Laporan tersebut teregister dengan nomor surat LP/B/4565/IX/SPKT/Polda Metro Jaya.

Baca juga: Polemik Formula E, dari Langgar Aturan Pendanaan hingga Berpotensi Timbulkan Kerugian

Hersubeno sebut Megawati koma

Diberitakan Tribunnews.com, Hersubeno melalui channel YouTube Hersubeno Point mengabarkan bahwa Megawati kritis di sebuah rumah sakit.

Ia menyebut mendapatkan kabar tersebut dari seorang dokter di sebuah rumah sakit.

"Seorang teman dokter mengirim WhatsApp ke saya isinya begini. Megawati koma. Di ICU RSPP. Valid 1000 persen," kata Hersubeno mengulangi pesan yang dikirimkan oleh temannya tersebut, Kamis (9/9/2021).

"Nah kalau ada temen dokter yang mengirim pesan seperti ini, saya jadi rada-rada yakin walaupun saya sebagai awak media harus mengkonfirmasi," imbuhnya.

??Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul “PDI Perjuangan DKI Jakarta Laporkan Akun YouTube Hersubeno Arief yang Sebut Megawati Kritis”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com