Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi PTM Terbatas di Tangerang, Dindik Khawatir Orangtua Berkerumun Saat Tunggu Siswa

Kompas.com - 09/11/2021, 07:52 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SD dan SMP telah berlangsung selama beberapa pekan di Kota Tangerang.

PTM jenjang SMP pertama kali digelar pada 13 September 2021 sedangkan PTM jenjang SD pertama kali digelar pada 25 September 2021.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Jamaluddin berujar, pihaknya telah melakukan evaluasi berkait pelaksanaan PTM terbatas di kedua jenjang sekolah tersebut.

Baca juga: Ada 9 Kasus Positif Covid-19 di SMPN 2 Depok, PTM Terbatas Tetap 10 November

Hasil evaluasi pertama, Dindik Kota Tangerang masih menemukan orangtua murid SD dan SMP yang menunggu anaknya usai mengantarkan ke sekolah.

Mereka menunggu anaknya masing-masing di area luar sekolah.

"Memang ada beberapa sekolah yang kami pantau, misal kayak ada orangtua yang mengantar dan menunggu, itu beberapa orangtua," papar Jamaluddin pada awak media, Senin (8/11/2021).

Untuk mengurai para orangtua yang menunggu anaknya itu, Dindik Kota Tangerang lantas menyuruh wali murid untuk pulang dan kembali ke sekolah usai pembelajaran selesai.

Baca juga: PTM Terbatas di Depok, Satgas Minta Orangtua Tidak Berkerumun Saat Antar Jemput Siswa

Pihaknya khawatir jika para orangtua itu dapat menimbulkan kerumunan.

Evaluasi lain, lanjut Jamaluddin, banyak siswa SD dan SMP yang masih kaku saat menjalani PTM terbatas.

Menurut dia, hal itu wajar terjadi karena banyak siswa yang sudah lama tidak mengikuti PTM.

Bahkan ada siswa yang belum pernah sama sekali mengikuti PTM.

"Sementara, anak-anak SD dan SMP ketika mengikuti PTM masih kaku ya, masih lugu juga, karena ini adalah yang pertama mereka PTM," urai Jamaluddin.

Dia menambahkan, per Senin kemarin, jumlah SD yang menggelar PTM terbatas bertambah 225 sekolah.

Dengan demikian, sudah seluruh SD negeri dan swasta di Kota Tangerang menggelar PTM terbatas.

"Alhamdulillah semua SD sudah melaksanakan PTM, jumlahnya kurang lebih 445 sekolah," ucapnya.

"Kaitan protokol kesehatan sangat penting buat kita semua, jangan sampai gara-gara PTM ada sisea yang terpapar. SOP (standar operasi prosedur) dilaksanakan semaksimal mungkin," sambung Jamaluddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com