Salin Artikel

Evaluasi PTM Terbatas di Tangerang, Dindik Khawatir Orangtua Berkerumun Saat Tunggu Siswa

TANGERANG, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang SD dan SMP telah berlangsung selama beberapa pekan di Kota Tangerang.

PTM jenjang SMP pertama kali digelar pada 13 September 2021 sedangkan PTM jenjang SD pertama kali digelar pada 25 September 2021.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Jamaluddin berujar, pihaknya telah melakukan evaluasi berkait pelaksanaan PTM terbatas di kedua jenjang sekolah tersebut.

Hasil evaluasi pertama, Dindik Kota Tangerang masih menemukan orangtua murid SD dan SMP yang menunggu anaknya usai mengantarkan ke sekolah.

Mereka menunggu anaknya masing-masing di area luar sekolah.

"Memang ada beberapa sekolah yang kami pantau, misal kayak ada orangtua yang mengantar dan menunggu, itu beberapa orangtua," papar Jamaluddin pada awak media, Senin (8/11/2021).

Untuk mengurai para orangtua yang menunggu anaknya itu, Dindik Kota Tangerang lantas menyuruh wali murid untuk pulang dan kembali ke sekolah usai pembelajaran selesai.

Pihaknya khawatir jika para orangtua itu dapat menimbulkan kerumunan.

Evaluasi lain, lanjut Jamaluddin, banyak siswa SD dan SMP yang masih kaku saat menjalani PTM terbatas.

Menurut dia, hal itu wajar terjadi karena banyak siswa yang sudah lama tidak mengikuti PTM.

Bahkan ada siswa yang belum pernah sama sekali mengikuti PTM.

"Sementara, anak-anak SD dan SMP ketika mengikuti PTM masih kaku ya, masih lugu juga, karena ini adalah yang pertama mereka PTM," urai Jamaluddin.

Dia menambahkan, per Senin kemarin, jumlah SD yang menggelar PTM terbatas bertambah 225 sekolah.

Dengan demikian, sudah seluruh SD negeri dan swasta di Kota Tangerang menggelar PTM terbatas.

"Alhamdulillah semua SD sudah melaksanakan PTM, jumlahnya kurang lebih 445 sekolah," ucapnya.

"Kaitan protokol kesehatan sangat penting buat kita semua, jangan sampai gara-gara PTM ada sisea yang terpapar. SOP (standar operasi prosedur) dilaksanakan semaksimal mungkin," sambung Jamaluddin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/09/07520641/evaluasi-ptm-terbatas-di-tangerang-dindik-khawatir-orangtua-berkerumun

Terkini Lainnya

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke