BEKASI, KOMPAS.com - Pengusaha tahu di Kota Bekasi terpaksa mengurangi jumlah karyawannya sebagai imbas kenaikan harga kedelai yang melambung tinggi.
"Sudah ada pengurangan karyawan, total di bulan ini (Februari) ada tiga orang yang kita kurangi," ujar Benjo, salah satu perajin tahu di Kota Bekasi, saat ditemui wartawan di tempat produksi tahu miliknya, Jumat (18/2/2022).
Kepada wartawan, ia mengaku terpaksa menyiasati produksi tahu dengan ukuran yang lebih kecil dari biasanya atau sebelum kedelai sebagai bahan baku pokok mengalami kenaikan harga.
Selain itu, Benjo tak memungkiri produksi tahu di pabriknya kini mengalami penurunan.
"Saya biasa produksi itu perharinya 8 kuintal, sekarang menurun jadi hanya 6,5 kuintal," ujar Benjo.
Baca juga: Imbas Kenaikan Harga Kedelai, Perajin Tahu di Bekasi Berencana Mogok Produksi
Dari instruksi yang diterima Benjo, jika nantinya harga kedelai tidak mengalami penurunan harga, para perajin tahu di Indonesia akan melakukan mogok produksi massal.
"Rencananya itu nanti mogok produksi tanggal 21, 22, 23 Februari, itu mogoknya tiga hari," ucap Benjo.
Untuk diketahui, para pengusaha tahu dan tempe mengeluhkan tingginya harga kedelai. Akibatnya, harga kedua jenis pangan masyarakat itu pun terancam naik.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan, ada kenaikan harga kedelai impor di dalam negeri seiring dengan harga kedelai global yang mengalami peningkatan.
Baca juga: Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka, Giliran Harga Tahu Tempe Meroket
Berdasarkan data yang dilaporkan Kemendag, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp 11.240 per kilogram.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan, ketergantungan kedelai impor mengakibatkan produk turunan kedelai sangat sensitif terhadap harga kedelai di level global.
Selain itu, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengungkapkan perajin tahu dan tempe berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022.
Aip mengatakan, rencana mogok ini terjadi lantaran naiknya harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe tahu.
"Perajin rumahan itu sehari beli kedelai 20 kilogram, untuk modal dagang biasanya beli kedelai Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/2) lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.