Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Tewas Tertabrak Mobil di Pancoran, Saksi: Sopir Nyetir Sambil Main Handphone

Kompas.com - 17/06/2022, 20:42 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir mobil Honda Jazz berinisial IAR (34) disebut mengemudikan kendaraannya sambil bermain ponsel hingga berujung menabrak pengendara motor berinisial MR (27) dan putrinya, AAR (7).

Kecelakaan yang menyebabkan AAR tewas itu terjadi di Jalan Pancoran Timur, Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2022) malam.

Warga sekitar bernama Yudi mengaku menyaksikan kejadian naas tersebut.

Ia menyebut kecelakaan itu terjadi karena IAR sambil bermain ponsel. 

"Sopir mobil meleng. Dia main handphone. Dia menabrak motor, bapaknya yang bawa motor mental ke samping, anaknya masuk kolong mobil," ujar Yudi saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Polisi Gelar Perkara buat Tetapkan Status Sopir Honda Jazz yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Pancoran Timur

Yudi mengatakan, sopir Honda Jazz itu mengemudikan kendaraan dengan kecepatan rendah. Namun, kecelakaan terjadi diduga karena pelaku mengemudi sambil bermain ponsel.

"Untuk kecepatan tidak terlalu kencang, sampai dia nabrak motor. Dia (IAR) mengakui juga kalo main handphone. Dia sempat tidak keluar mobil, sepertinya takut karena banyak massa," kata Yudi.

Yudi mengatakan, IAR akhirnya keluar dari mobil dan menyatakan kepada warga dan korban untuk bertanggung jawab atas kecelakaan itu.

"Sedikit lama baru keluar mobil. Dia kemudian bersedia tanggung jawab," ucap Yudi.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Ditabrak Mobil di Pancoran Timur, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Sementara itu, Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Sigit mengatakan, saat ini penyidik masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu, termasuk soal dugaan IAR bermain ponsel.

"Iya nanti setelah proses. Itu bagian dari penyidikan," kata Sigit.

Sebelumnya, video hasil rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan detik-detik kecelakaan itu beredar setelah diunggah di akun Instagram @lensa_berita_jakarta.

Dalam video terlihat pengendara motor yang berboncengan dengan seorang anak ditabrak mobil. Kemudian, anak itu terpental ke kolong mobil dan terseret.

AAR meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

(Penulis: Muhammad Isa Bustomi | Editor: Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani Kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Hilang 3 Hari, Bocah Perempuan di Bekasi Ditemukan Tewas di Dalam Lubang Galian Air

Megapolitan
Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Warga: Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah, Masyarakat Cuma Jadi Roda Pemenuh Hasrat Kekuasaan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling Jakarta 3 Juni 2024

Megapolitan
Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Dharma Pongrekun Diberi Waktu hingga 7 Juni 2024 untuk Memperbaiki Berkas Syarat Maju pada Pilkada DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com