Anies pun menegaskan, bahwa Jalan Sudirman merupakan milik seluruh masyarakat Indonesia dan setiap orang berhak berada di kawasan tersebut.
"(Jangan menganggap) bahwa yang berhak di jalan sudirman itu hanya yang gayanya ABC, yang di luar gaya itu enggak boleh. Enggak, ini adalah milik Indonesia, siapa saja dengan kebiasaannya, dengan caranya," imbuh Anies.
Baca juga: Wali Kota Depok Tak Terima Warganya Disebut Ikut Nongkrong di Citayam Fashion Week
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai klaim keberhasilan Anies membangun ruang publik yang berujung terciptanya fenomena "Citayam Fashion Week" tak sepenuhnya benar.
Ia mempertanyakan, mengapa fenomena ramainya masyarakat berkumpul hanya terjadi di dukuh atas.
Padahal, banyak ruang publik lain yang juga sudah dibangun oleh Pemprov DKI.
"Kalau karena keberhasilan pembangunan ruang publik yang berorientasi pejalan kaki, mestinya fenomena itu juga terjadi di berbagai ruang publik yang sudah dibangun pemda DKI, kenyataannya tidak terjadi," kata Nirwono.
Baca juga: Anies dan Ridwan Kamil Adu Gaya di Dukuh Atas, Pengamat: Mereka Paham Selera Media Sosial
Nirwono melihat ada beragam faktor yang saling bersinggungan yang menyebabkan muda-mudi asal pinggiran Jakarta ramai berkumpul di Dukuh Atas.
Misalnya karena faktor liburan sekolah, lokasi Dukuh Atas yang strategis dan mudah dijangkau dengan transportasi umum, serta tiadanya ruang publik memadai di wilayah pinggiran Jakarta.
Faktor lainnya adalah kekuatan media sosial yang membuat orang-orang penasaran hingga akhirnya tertarik untuk berkunjung kesana.
"Semua warganet berusaha untuk update status terhadap hal-hal yang viral dan pemerintah cenderung memanfaatkan ketenaran sesaat itu untuk keperluan pemerintah, bisa kampanye atau kegiatan lainnya," kata Nirwono.
Nirwono pun menilai fenomena Citayam Fashion Week ini tak akan bertahan lama karena hanya menjadi ajang adu konten di media sosial.
Fenomena ini akan hilang dengan sendirinya apabila tren di dunia maya sudah bergeser.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.