Pemprov DKI Jakarta, kata Riza, masih hendak mencarikan tempat sebagai tujuan relokasi warga dua kampung tersebut.
Saat ditanya apakah mereka bakal direlokasi ke Kampung Susun Bayam, Riza menyebut bahwa kampung susun itu masih dalam tahap pembangunan.
"Ya, nanti akan dicarikan (tujuan relokasi). Kan di Kampung (Susun) Bayam bertahap bangunnya," ucap politisi Gerindra itu.
Baca juga: Bangunan Liar di Dekat JIS Dibongkar, Warga: Enggak Tahu Mau ke Mana, Pusing
Janji relokasi oleh Pemprov DKI Jakarta terhadap warga Kampung Bayam dan warga Kampung Bambu yang bangunannya digusur semakin samar.
Riza baru-baru ini meralat pernyataan sebelumnya terkait relokasi warga yang bangunan semipermanen atau bedengnya digusur PT KAI. Menurut Riza, jajarannya tak akan merelokasi warga yang digusur.
"Bukan direlokasi. Prinsipnya, Pemprov memberi perhatian bagi seluruh warga yang ada di Jakarta, termasuk warga-warga yang di permukiman padat, kumuh," kata Riza, Selasa (12/10/2022).
"Dan juga warga-warga yang kena program normalisasi, naturalisasi, kami akan carikan tempat yang terbaik. Tentu ada syarat dan mekanisme yang harus dipenuhi (warga terdampak)," sambung dia.
Saat ditanya apa syarat khusus yang diperlukan warga tergusur untuk mendapatkan perhatian Pemprov DKI, Riza justru berujar bahwa penertiban itu bukan dilakukan oleh Pemprov DKI, melainkan PT KAI.
Ia meyakini bahwa BUMN itu memiliki solusi dan tak asal menertibkan.
"Tentu punya solusi, program-program terhadap warga yang ditertibkan, apakah ada (uang) kerohiman, bantuan, atau dicari solusi penggantinya, nanti kami koordinasikan (dengan PT KAI)," tutur Riza.
Baca juga: Warga di Dekat JIS yang Digusur Keluhkan Uang Ganti Rugi: Tak Sesuai Janji
Usai bedeng miliknya dirobohkan, seorang warga bernama Irma (34) mengaku bingung harus pergi ke mana. Dia bersama suami serta dua anaknya masih bertahan di sekitar rumah yang telah dibongkar.
Irma yang sudah menempati kawasan Kampung Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, selama 13 tahun itu kebingungan mencari tempat tinggal selanjutnya.
"Enggak tahu ke mana ini, pusing. Anak saya dua sekolah semua," ujar Irma saat ditemui di lokasi pembongkaran, Selasa.
Setelah bedeng dihancurkan, warga mendapat kompensasi dari pemerintah sebesar Rp 2 juta. Kendati begitu, kata Irma, uang tersebut tak cukup untuk mencari rumah kontrakan.
"Aduh bukan cukup itu, anak dua sekolah semua, sama buat ngontrak, buat yang lain juga sudah habis," kata dia.
(Penulis: Muhammad Naufal, Zintan Prihatini | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.