Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Pemkot Depok soal Trotoar Maronda Halangi Akses Masuk SDN Pondok Cina 1

Kompas.com - 09/11/2022, 18:40 WIB
M Chaerul Halim,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty memberi penjelasan soal revitalisasi trotoar di Jalan Margonda yang menghalangi akses masuk ke SDN Pondok Cina 1, Beji.

Usai direvitalisasi, permukaan trotoar menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan lahan SDN Pondok China 1. 

Di sisi lain, tangga yang menjadi akses masuk ke gerbang sekolah masih dalam proses pembangunan.

Menurut Citra, beda tinggi itu bukanlah sebuah persoalan. Pasalnya, sekolah sudah dalam keadaan kosong alias tidak ada kegiatan belajar mengajar saat ini.

"Harusnya siswa/i sekolah itu sudah belajar dari rumah," ujar Citra melalui pesan singkatnya kepada Kompas.com, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Revitalisasi Trotoar Jalan Margonda Halangi Akses Masuk SDN Pondok Cina 1

Citra menjelaskan, Pemerintah Kota Depok sebelumnya telah memutuskan bahwa lahan di tempat sekolah itu berdiri akan dialihfungsikan menjadi masjid agung.

Melalui surat dari Dinas Pendidikan Kota Depok, tanggal 4 November 2022, seluruh perangkat sekolah pun harus mulai mempersiapkan kepindahan kegiatan belajar mengajar.

Untuk kelas 1, 2, dan 6, dipindahkan ke SDN Pondok Cina 5. Sementara, untuk kelas 3, 4, dan 5, dipindahkan ke SDN Pondok Cina 3.

"(Per 4 November) sudah pindah ke lokasi lain," ujar Citra.

Oleh sebab itu, Citra menegaskan, pembangunan trotoar yang memiliki beda tinggi dengan area sekolah bukanlah kesalahan pemerintah kota Depok.

"Tidak menyalahi aturan seperti itu," lanjut dia.

Baca juga: Trotoar Margonda yang Tak Pernah Steril Bahkan Saat Sedang Direvitalisasi, Jadi Tempat Parkir dan Jualan...

Pantauan Kompas.com, terdapat beda tinggi sekitar 120 centimeter antara permukaan trotoar dengan akses masuk ke pagar sekolah.

Akibatnya, siapapun yang berjalan masuk ke arah sekolah, mesti berhenti terlebih dahulu untuk pelan-pelan turun dari trotoar ke area sekolah.

Begitu pula sebaliknya. Siapapun yang hendak keluar sekolah menuju Jalan Margonda, mesti setengah memanjat untuk bisa berdiri di trotoar.

Kondisi beda tinggi permukaan ini tentu membahayakan orang yang melintas di trotoar. Apabila berjalan kurang seksama, kemungkinan bisa terperosok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com