Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Petunjuk Penting untuk Memecahkan Kerumitan Kasus Keluarga Tewas di Kalideres...

Kompas.com - 17/11/2022, 07:51 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus satu keluarga ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, masih menyisakan tanda tanya. Oleh sebab itu, pihak kepolisian masih terus mendalami penyebab kematian empat anggota keluarga tersebut.

Di rumah yang menjadi tempat korban mengembuskan napas terakhir, polisi kembali mendapatkan petunjuk baru atas kematian keempat korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, penyidik menemukan gunungan sampah di dalam rumah.

"Di TKP sore hari ini kami menemukan gunungan sampah yang ada di dalam rumah," ujar Hengki di tempat kejadian perkara, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Polisi Temukan Petunjuk Penting Kematian Keluarga di Kalideres, Sejumlah Dugaan Terpatahkan

Adapun posisi gunungan sampah tersebut berada di bagian belakang rumah. Hengki tak memerinci jenis sampah apa saja yang ada di sana.

Namun, kata dia, salah satunya adalah sampah plastik bekas makanan. Saat ditanya apakah ada limbah medis di antara gunungan sampah itu, Hengki mengonfirmasi tidak ada.


Menurut dia, temuan gunungan sampah itu cukup mencurigakan. Penyidik pun bertanya-tanya, mengapa sampah-sampah itu disimpan di dalam rumah.

"Nanti ahli yang akan menjelaskan, kenapa kok buang sampah di dalam rumah? Tidak di luar?" tanya Hengki.

"Apakah artinya ini menunjukkan hubungan yang bersangkutan dengan tetangga, atau sifatnya mengurung diri atau lain sebagainya. Ini salah satunya yang kami dalami," kata dia.

Belatung jadi petunjuk penting

Tak hanya sampah, penyidik pun tengah mendalami temuan belatung di rumah keluarga tersebut.

Hengki berujar, tim ahli menemukan belatung di dalam rumah tersebut yang bisa menjadi titik terang.

Baca juga: Petunjuk Baru di Rumah Keluarga Tewas Membusuk di Kalideres: Gunungan Sampah, Belatung, hingga Jejak Digital

Hengki berpendapat, belatung menjadi petunjuk penting soal perbedaan waktu kematian keempat jenazah. Kendati demikian, kesimpulan tersebut masih menunggu keputusan dari tim ahli.

"Dari penyelidikan ini kami harus berkoordinasi, mungkin, apakah perlu kami undang ahli entomologi, ahli serangga. Karena kami temukan misalnya belatung," ujar Hengki.

Hengki pun mengakui bahwa kasus ini cukup rumit dan perlu kehati-hatian dalam pengungkapannya.

Melibatkan para ahli

Guna mengusut tuntas penyebab dan motif kasus ini, Hengki menyebutkan, kepolisian menggandeng sejumlah ahli.

Kepolisian melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), laboratorium forensik, Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), ahli patologi anatomi, forensik medikolegal, hingga ahli toksikologi.

"Ini memang nanti ahli yang akan jelaskan. Ini merupakan interkolaborasi profesi, berbagai ahli dalam rangka scientific crime investigation," papar Hengki.

Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Ikut Sekte, Polisi: Tidak Boleh Berasumsi

Dari hasil penyelidikan forensik digital, polisi juga sudah menemukan titik terang terkait motif.

Dugaan-dugaan terkait motif kematian satu keluarga itu disebut sudah terpatahkan dengan adanya penelusuran forensik digital.

Temuan-temuan itu, kata Hengki, dilanjutkan dengan penyelidikan konvensional.

Hanya saja, ketika ditanya dugaan motif apa yang terpatahkan, Hengki enggan menyampaikan lebih lanjut.

Dia berdalih, penyidik masih mendalami temuan-temuan di lapangan.

"Kami bisa patahkan beberapa motif, kami masih perlu pendalaman lagi. Karena dalam penyelidikan ini, kami harus menentukan, sebab kematian dan motif," terang Hengki.

Penyebab kematian belum diketahui

Berbagai spekulasi bermunculan usai satu keluarga di Kalideres tewas secara misterius. Salah satunya, empat orang tersebut diduga menganut sekte tertentu.

Berkaitan dengan hal itu, polisi menegaskan masih terus menyelidiki penyebab kematian satu keluarga tersebut.

Hengki mengatakan, pihaknya belum dapat menyimpulkan kemungkinan kematian satu keluarga itu dilatarbelakangi sekte atau aliran apa pun.

Polisi, lanjut dia, tidak boleh menyimpulkan atau berasumsi terkait dugaan keluarga itu menganut sekte tertentu.

"Sekali lagi kami sedang meneliti sebab kematian dan motif peristiwa ini dan sekarang masih berproses," kata Hengki.

"Karena ini kasus yang cukup rumit. Ini harus benar-benar teliti dan nanti tim ahli yang akan menjelaskan," imbuh dia.

Baca juga: Pelajari Latar Belakang Sekeluarga yang Tewas di Kalideres, Polisi Temukan Titik Terang

Diberitakan sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang terganggu dengan bau tak sedap di daerah permukimannya.

Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi terlentang di sofa ruang tamu.

Baca juga: Polisi Belum Simpulkan Penyebab Kematian Sekeluarga Tewas di Kalideres

Sejauh ini, polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda.

Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu diperkirakan terjadi lebih dari dua pekan lalu.

Tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam.

Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga itu. Jasad keempatnya hingga kini masih diperiksa petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com