JAKARTA, KOMPAS.com - Pembuatan jalur sepeda di sejumlah ruas jalan Ibu Kota yang habiskan biaya miliaran rupiah tampak seperti percuma.
Sebab, jalur sepeda yang sejatinya diperuntukkan sebagai jalur khusus lalu lintas pengguna sepeda malah tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Tidak sedikit masyarakat di Ibu Kota menggunakan jalur sepeda di luar dari fungsinya, mulai dari tempat parkir maupun tempat berjualan sampai lajur untuk kendaraan bermotor.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai jalur sepeda di Ibu Kota tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Baca juga: Jalur Sepeda di Jakarta Cuma Jadi Tempat Parkir dan Mangkal Starling
Gilbert mengatakan, jalur sepeda di Ibu Kota justru dipakai untuk tempat parkir dan tempat berjualan pedagang kopi keliling alias starling.
"Targetnya (pembangunan jalur sepeda) berapa ratus kilometer, tapi cuma jadi tempat parkir, dan jalur sepeda motor dan starling, 'starbucks' keliling (pedagang kopi keliling). Kita lihat itu sia-sia," tegas Gilbert dalam rapat Komisi B DRPD DKI Jakarta bersama Dinas Perhubungan (Dishub DKI) tentang rancangan APBD DKI tahun anggaran 2023 di Grand Cempaka, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/11/2022).
Kemudian, Gilbert berujar bahwa pembuatan jalur sepeda di Ibu Kota merupakan program yang buang-buang anggaran lantaran berujung menjadi parkir mobil dan sebagainya.
"Sekarang terlihat betapa pemborosan yang luar biasa," tutur Gilbert melalui pesan singkat, Kamis (13/4/2023).
Salah satu jalur sepeda yang sering digunakan sebagai tempat parkir ada di Jalan KH Wahid Hasyim, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Baca juga: Saat Jalur Sepeda di Jalan Wahid Hasyim Malah Jadi Parkiran Mobil Pengunjung Restoran dan Hotel...
Jalur yang seharusnya bisa digunakan pesepeda untuk berlalu-lalang justru diisi oleh mobil-mobil mewah.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Minggu (9/4/2023), sekitar pukul 13.30 WIB, sederet mobil terpakir di jalur sepeda yang memiliki panjang sekitar 750 meter tersebut.
Mobil yang terparkir di fasilitas umum (fasum) tersebut kebanyakan berada di jalur sepeda sisi selatan.
Dalam pantauan Kompas.com, terdapat pengendara mobil yang menuju ke toko, restoran, atau hotel, yang ada di Jalan KH Wahid Hasyim, usai memarkirkan kendaraannya di jalur sepeda.
Sebelum memarkirkan kendaraannya di jalur sepeda, pengendara mobil itu memang diarahkan oleh tukang parkir untuk parkir di jalur sepeda tersebut.
Baca juga: Pedagang Kaki Lima Padati Kawasan Masjid Istiqlal hingga Makan Jalur Sepeda
Mereka kemudian pergi meninggalkan mobilnya usai memarkirkan di jalur sepeda itu.
Sementara itu, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) terlihat mangkal hingga memakan jalur sepeda di kawasan Masjid Istiqlal, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Dari depan Halte Transjakarta Juanda terlihat para pedagang berjejer menjajakan dagangannya dengan gerobak.
Bahkan beberapa di antaranya juga menyediakan kursi untuk pelanggannya yang ingin makan di tempat. Padahal, kawasan tersebut seharusnya steril dari PKL.
Baca juga: Jalur Sepeda di Jalan Penjernihan 1 Diterobos Motor dan Angkot Saat Jam Pulang Kantor
Selain dijadikan sebagai tempat parkir dan mangkal pedagang kopi, jalur sepeda juga kerap diterobos oleh angkot dan motor, seperti yang kerap terjadi di jalur sepeda Jalan Penjernihan 1, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Penerobosan biasa terjadi pada sore hari saat jam pulang kantor yang kondisinya padat oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
Saat arus lalu lintas sedang padat, ada saja pengendara yang menerobos jalur sepeda tersebut.
Sejumlah pengendara sepeda motor masuk ke jalur sepeda pada sisi kiri jalan. Padahal di sepanjang jalan itu telah dipasangi stick cone sebagai pembatas.
Baca juga: Protes Jalur Sepeda Sering Dicaplok, Bike to Work: Seolah Kita Kasta Terendah di Jalan Raya
Tak hanya sepeda motor, beberapa angkutan perkotaan (angkot) masuk ke jalur sepeda untuk menghindari kemacetan.
(Penulis: Muhammad Naufal, Reza Agustian, Xena Olivia | Editor: Irfan Maullana, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.