JAKARTA, KOMPAS.com - Nur Iman (32), masinis kereta api yang selalu bertugas saat Lebaran, membagikan pengalamannya saat pertama kali tertarik dengan bidang pekerjaannya.
Iman bercerita, ia sejak kecil tak pernah bermimpi jadi masinis.
Bahkan, ia sempat berpindah-pindah pekerjaan sebelum akhirnya melihat lowongan sebagai masinis pada tahun 2014.
"Mungkin kalau cita-cita, dari saya kecil ya banyak. Awalnya mau jadi dokter, mau jadi polisi, namun setelah beranjak dewasa kerja dari satu tempat ke tempat lain, dapat informasi ternyata Kereta Api buka lowongan jadi masinis," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Depo KAI Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (18/4/2023).
Baca juga: Nur Iman Tak Pernah Lagi Lebaran Bareng Keluarga Sejak Menjadi Masinis Kereta
Setelah melihat lowongan tersebut, hatinya mulai terpanggil untuk menggeluti profesi ini.
Menurut Iman, pada saat itu sampai mencari informasi terkait profesi masinis, baik dari media sosial bahkan dari internet.
"Saya cari informasi di internet, sosial media Instagram, dan ternyata saya berpikir 'wah keren juga ya jadi masinis'," kata dia.
Bahkan, Iman mengaku tidak melihat profesi masinis dari besaran gajinya.
Ia mengaku tertarik dengan seragam masinis yang terlihat keren saat dipakai.
"Awalnya saya enggak lihat dari finansial tetapi dari seragam. Wah keren juga gitu ya," tutur dia.
"Dengan proses yang saya lalui, akhirnya saya diterima menjadi masinis dengan mengikuti pendidikan dua tahun, dan sampai sekarang saya masih tetap di PT KAI," papar dia.
Baca juga: Cerita Masinis Nur Iman, Diprotes Keluarga karena Selalu Bertugas pada Hari Lebaran
Ia mengatakan, pendidikan yang ia geluti untuk menjadi masinis yakni melalui Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo, Yogyakarta.
Setelah bersekolah di BPTT Darman Prasetyo, ia pun kembali ke Jakarta untuk belajar praktik jalan menggunakan lokomotif kereta.
"Setelah dua bulan kami balik lagi ke kantor ada pelajaran seperti mengenal lintas, kemudian praktik jalan, setelah itu semua dilalui baru kami dilepas sebagai masinis," ungkap dia.
Selama menjadi masinis, Iman mengaku memiliki banyak teman dan lingkungan baru. Namun yang lebih utama, ia merasa bersyukur atas pendapatannya saat ini.
"Jadi teman itu biasanya di luar kota kami ketemu teman satu pendidikan, akhirnya bisa ngobrol bareng begitu. Kalau misalkan dinas ke luar kota," tambah dia.
"Yang utama sih dari gajinya Alhamdulillah," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.