TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dua tahun sudah Jalan Raya Ceger, Pondok Aren, Tangerang Selatan, tergenang air comberan berwarna hitam pekat.
Menurut warga, genangan air comberan tersebut tak pernah surut meskipun sudah berkali-kali disedot oleh Pemerintah Kota Tangsel.
Kesabaran habis, itu yang dirasakan warga sekitar yang selama dua tahun melayangkan protes.
Kini warga sudah lelah melakukan kerja bakti. Sebab, tak ada hasil yang memuaskan, genangan air selalu meluap setiap harinya.
Baca juga: Jalan Raya Ceger Tergenang Air Comberan, Sering Makan Korban Pengendara Motor
Warga bernama Teguh (48) saat ditemui di lokasi mengatakan, sudah dua tahun jalan tersebut tergenang air comberan.
Sesekali, kata Teguh, jalanan tersebut kering usai disedot Pemkot. Namun, esok harinya tergenang kembali.
"Waduh ini sudah lama begini, dua tahun ada kali. Selama ini cuma sedot, sudah berkali-kali dilakuin itu," kata Teguh saat diwawancarai.
Menurut Teguh, penyedotan air bukan menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi genangan air di Jalan Raya Ceger yang berada di cekungan itu.
Pasalnya, kata Teguh, air limbah rumah tangga warga dari Barat dan Timur akan mengalir ke jalan tersebut setiap hari.
Baca juga: Jalan Raya Ceger Tergenang Air Comberan, Warga Takut Kena Penyakit dan Gatal-gatal
"Kalau sudah kayak begini mah enggak bakal surut, enggak bakal bisa," kata dia.
Sebagai bentuk protes, warga setempat memasang banner bertuliskan "Awas, ada genangan air comberan. Airnya kotor atau najis. Kulit bisa gatal-gatal".
"Geli saya juga kena airnya, warga kan ngeluh takut kena penyakit makanya itu ada tulisan (banner) protes kan," ujar dia.
Teguh mengaku sudah "lepas tangan". Dia dan warga lain lelah selalu mengeluh, tetapi belum ada penanganan yang tepat dari Pemkot.
"Siapa tahu dengan diangkat media ini mereka dengar masukan kan, kami penginnya kering (jalanan) jangan seperti ini," kata dia.
Baca juga: Jalan Raya Ceger Tergenang Air Comberan, Pengendara Motor Naik ke Trotoar
Warga lainnya, Agus (50), mengatakan, genangan air comberan itu kerap memakan korban pengendara sepeda motor.
Jika sedang macet total, pengendara motor biasanya sering menerobos jalan melewati trotoar.
Kata Agus, hal itu dilakukan pengendara motor karena terpaksa. Mereka menghindari genangan air comberan yang berbau.
"Jadi makan korban juga ini banyak yang jatuh, kan kalau enggak dibersihin nih mereka pengendara motor lewat atas, kepeleset, jatuh," ujarnya.
"Kadang mereka maksa lewat atas, kalau air naik itu licin banget," tambah Agus.
Setelah kabarnya viral diangkat ke media sosial, Pemkot Tangsel berjanji akan melakukan perbaikan secara fisik.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan mengatakan, Pemkot akan melakukan perbaikan secara fisik dengan cara membenahi saluran airnya bulan ini.
Kata Pilar, detail engineering design (DED) untuk drainase yang ada di Jalan Raya Ceger telah keluar.
Karenanya, pembangunan sistem saluran air akan dibenahi, termasuk juga pelebaran Kali Cantiga akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Drainasenya terutama elevasinya harus kita benahi dan Kali Cantiga juga kemudian kita lebarkan, dari 4,5 meter menjadi 7,5 meter dan juga ada yang 10 meter sekaligus peninggian jembatan," ujar Pilar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.