Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herman dan Sepotong Kisah di Pintu Pelintasan Rel Kereta, Oase di Tengah Kerasnya Jakarta

Kompas.com - 13/05/2023, 12:42 WIB
Xena Olivia,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

Biaya itu dia bagi dua bersama anak laki-lakinya, masing-masing membayar Rp 500.000.

Dalam kontrakan tersebut, dia tinggal bersama anak-anak dan cucu-cucunya.

“Anak udah pada gede, ada empat, cucu ada sembilan. Tapi, saya (yang) urus anak cucu, yang nyari-nyari makan tuh saya. Ngehidupin mereka buat makannya, juga susunya,” tutur Herman.

Herman mengaku, sebelum istrinya meninggal, dia tidak pernah mencuci dan masak. Namun, kini keadaan mendorongnya untuk bisa mengurus rumah tangga.

Baca juga: Geliat Lapak di Stasiun Gondangdia, Dimsum Bunda Mampu Menjual Seribuan Potong Per Hari

“Bisa dibilang menghidupi tujuh orang (sekarang). Nyuci pakaian, masak. Saya (juga) cuci piring, bebenah, ngepel. Sebelum ditinggalin bini, saya belum pernah nyuci masak gitu,” kata dia.

Saat Kompas.com memantau Herman melakukan pekerjaannya, dia sempat membantu seorang wanita berusia lansia untuk menyeberang.

Sebagai ucapan terima kasih, wanita itu memberi Herman selembar uang Rp 20.000-an.

“Makasih ya, Dik,” begitu kata wanita itu sambil menganggukkan kepalanya kepada Herman.

Pria kelahiran 1958 itu langsung semringah, balas mengangguk kepada sang lansia.

“Hati-hati ya, awas jangan meleng!” seru dia.

Saat kembali ke tempat dia berjaga, Herman menunjukkan pecahan Rp 20.000 itu kepada Kompas.com dengan wajah bangga.

“Nih, Rp 20.000. Buat beli beras, buat beli susu!” kata dia riang.

Di tengah kerasnya Jakarta, ia tetap menemukan orang-orang yang masih peduli pada profesi seperti yang ia lakoni. Meski kerap dipandang remeh karena pekerjaannya, Herman tetap tegar menjalaninya.

Ia tetap menemukan kasih dari para warga yang berkenan berbagi dengan dirinya. Dari penghasilannya itu, ia gunakan juga untuk mengasihi anak dan cucu-cucunya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Sepakat Damai, Eks Warga Kampung Bayam Bersedia Direlokasi ke Rusun Nagrak

Megapolitan
Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Tiga Pemuda Jadi Tersangka Pembacokan Polisi di Kembangan

Megapolitan
Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Jadwal Konser Musik Jakarta Fair 2024

Megapolitan
Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com