Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Heru, Jangan Asal Cabut KJP Pelajar DKI yang Ketahuan Merokok..

Kompas.com - 18/05/2023, 06:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono secara lugas melarang pelajar merokok.

Tak tanggung-tanggung, Heru langsung memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus bagi pelajar yang merokok.

Tanpa ada mekanisme yang jelas, Heru berdalih jatah KJP dari siswa yang kedapatan merokok bisa diserahkan ke siswa lain yang membutuhkan.

Baca juga: Tak Sekadar Gertakan Larangan Merokok bagi Pelajar, Ancaman Pencabutan KJP di Depan Mata

Ancaman pencabutan KJP itu dibarengi dengan pengakuan Heru soal keuangan daerah yang terbatas. Ia juga meminta agar guru turut memantau siapa saja pelajar yang merokok.

"Apalagi murid itu mendapatkan KJP, kok bajunya lusuh, kan sudah ada KJP. Sampai enggak (KJP-nya)? Jangan-jangan dibelikan untuk rokok," tegas Heru.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat beranggapan, pencabutan KJP bagi siswa perokok dilakukan karena sudah tidak sejalan dengan tujuan pemberian fasilitas itu.

"Tentu sebagai pembelajaran, kita harus berikan edukasi kepada mereka," ucap Syaefuloh, dilansir dari Antara, Selasa (16/5/2023).

Baca juga: Sanksi Pencabutan KJP Mengancam Siswa yang Merokok, Satuan Pendidikan Diharapkan Beri Dukungan

Ancaman harus disikapi hati-hati

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menilai, ancaman pencabutan KJP itu tidak boleh serampangan untuk diterapkan.

Ai mempertanyakan alasan Pemprov DKI yang langsung mencabut KJP pelajar yang merokok. Pasalnya, kata Ai, perlu ada mekanisme yang jelas agar tidak ada dampak ikutan setelahnya.

"Kami setuju ada penegakan hukuman, tetapi dalam konteks pemenuhan hak itu 'kan harus ada mekanisme yang bisa memberikan pembinaan," ucap Ai kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

Menurut Ai, upaya rehabilitasi justru sangat penting diberikan kepada pelajar yang kedapatan merokok. Pencabutan KJP tanpa mekanisme yang jelas, kata Ai, bisa membawa bencana ganda bagi pelajar itu sendiri.

Baca juga: Pemprov DKI Didorong Bikin Aturan Larangan Jual Rokok Eceran Buntut Wacana Pencabutan KJP Siswa yang Merokok

Bisa jadi, kata Ai, pelajar yang sudah terpapar rokok itu masuk dalam kategori miskin. Ketika KJP dicabut, pelajar tersebut justru menjadi tidak bisa memenuhi kebutuhan pendidikannya.

"Dan ini lebih jauh lagi dampaknya. Sudah terpapar rokok, kemudian hak pendidikanya terganggu. Pemerinta harus mengantisipasi ini," ucap Ai.

Perlu ada asesmen yang jelas

Ai berpandangan, anak yang sudah terpapar rokok itu perlu diberikan rehabilitasi. Perlu ada asesmen yang jelas soal kategori pelajar perokok itu.

"Ada juga pelanggaran yang sedang coba-coba, kecanduan, bahkan ada yang jadi pelarian. Itu asesmennya sejauh mana?" tutur Ai.

Baca juga: Heru Budi: Siswa yang Kedapatan Merokok, KJP-nya Wajib Dicabut!

Dalam kebijakan ini, KPAI menaruh perhatian pada pemerintah justru dalam kerangka pencegahan dan pembinaan serta rehabilitasi.

"Persoalan punishment sebetulnyasudah ada Pergubnya. Tapi perlu pedoman, serta keberpihakan terhadap pemenuhan hak anak," ucap Ai.

(Penulis : Muhammad Naufal | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com