Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perkataan yang Picu Kemarahan Pemuda di Kembangan hingga Duel dan Tewas di Tangan Teman Nongkrong

Kompas.com - 24/05/2023, 16:07 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duel maut di Lapangan Tenis Srengseng dilatarbelakangi perselisihan antara dua pemuda berinisial A (23) dan MA. 

A tersinggung dengan ucapan MA yang merupakan teman nongkrongnya. 

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi berkata, pelaku MA sempat menyebut ingin mematahkan leher A sehingga dia naik pitam.

Keduanya pun lantas adu bacok di Jalan Lapangan Tenis, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (23/5/2023).

"Mereka awalnya nongkrong, ngobrol bersama. Karena ada perkataan pelaku yang menyinggung perasaan korban, dan (korban) langsung mengajak nantangin berkelahi," ujar Syahduddi saat ditemui di Mapolres Jakarta Barat, Rabu (24/5/2023).

Baca juga: Sebelum Duel Maut, Pemuda yang Tewas di Kembangan Sempat Pinjam Celurit

"Bahasanya diklarifikasi oleh si korban ini, 'apa betul pelaku akan mematahkan leher si korban', begitu. Dijawab sama teman-temannya 'betul'," sambung dia.

Rupanya sebelum berduel, korban sempat meminjam celurit dari warung yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Pelaku juga telah memegang senjata tajam yang digunakannya untuk bertarung.

Akibat duel maut tersebut, korban dan pelaku sama-sama mengalami luka.

"Akibat perkelahian tersebut korban mengalami luka-luka dan langsung lari ke rumah warga. Ketika di depan rumah warga, karena menderita luka yang cukup parah korban kemudian meninggal di TKP," jelas Syahduddi.

Sedangkan, MA mengalami luka di tangan, leher, dan tubuhnya. Pelaku yang terluka, bergegas ke Puskesmas Kembangan untuk mendapatkan penanganan. Kata Syahduddi, MA langsung ditangkap usai peristiwa itu terjadi.

Baca juga: Dua Pemuda Duel Maut di Kembangan, Polisi: Pelaku dan Korban Sama-sama Residivis

Syahduddi menyatakan, pelaku dikenakan Pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dan Pasal 338 tentang pembunuhan.

Sebelumnya, korban A ditemukan tergeletak bersimbah darah di depan teras rumah kontrakan Yono (37), sekitar pukul 01.30 WIB.

"Awalnya sih saya kurang tahu, saya tahunya (korban) sampe ke sini. Saya langsung hubungi orangtua saya, langsung hubungi polisi," papar Yono.

"Saya sempat ngintip (dari jendela) kayak lagi sakaratul maut," katanya lagi.

Yono mengaku ketakutan saat melihat teras rumahnya dipenuhi darah korban. Dia juga sempat mendengar erangan A, yang terluka dan tergeletak tak berdaya.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, kata Yono, A mulanya terlihat berlari dari arah pemakaman yang tak jauh dari rumahnya. Tak lama, korban melompati pagar rumah Yono dan terkapar di sana.

"Darah sih udah banyak, kurang tahu lukanya di mana. Mukanya ngehadap ke sana (arah pagar), jadi enggak kelihatan lukanya. Saya juga ngintip doang di situ," ucap Yono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com