Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jakbar Data Warga Penghuni Kolong Tol Cawang-Pluit

Kompas.com - 20/06/2023, 22:40 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mendata warga yang menghuni kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar Baru, Jakarta Barat.

Kepala Satpol PP Jakarta Barat Agus Irwanto mengatakan, pendataan dilakukan sejak Senin (19/6/2023) hingga Selasa (20/6/2023).

Petugas bersama pihak Kelurahan Jelambar Baru mendatangi permukiman, untuk mencatat identitas warga DKI Jakarta maupun luar wilayah.

"Kami bersama-sama Pak Lurah dan teman-teman tadi di sini untuk melakukan pendataan ulang terkait dengan kondisi yang ada di sini di area Jasa Marga terhadap adanya masyakarat atau warga yang bermukim atau tinggal di bawah kolong tol," ujar Agus saat ditemui di lokasi, Selasa.

Baca juga: Kisah Warga Kolong Tol Cawang-Pluit, Bertahan Hidup di Kehidupan Jalanan...

Petugas setidaknya mendata 71 kepala keluarga dengan sekitar 100 lebih warga. Pada kesempatan itu Agus menyatakan petugas telah berupaya untuk menertibkan warga yang menempati hunian semipermanen di kawasan tersebut.

"Kami lakukan pembinaan, imbauan terkait dengan keberadaan mereka bahwa ini area yang vital, tentunya tidak boleh adanya aktivitas bawah kolong tol karena membahayakan mereka juga," tutur Agus.

Sementara itu, Lurah Jelambar Baru Danur Sasono menyampaikan pihaknya hanya bertugas untuk mendata warga yang tinggal di bawah kolong tol. Berdasarkan data sementara, sebagian besar warga ber-KTP DKI Jakarta.

"Kalau di situ (kolong tol) kebanyakan (warga) DKI-nya sih ya, non DKI saya sampaikan yang masih KTP lama, karena mereka enggak update mungkin ya. Karena pekerja informal," jelas Danur.

Baca juga: Bertahan Tinggal di Kolong Tol Cawang-Pluit yang Pengap, Warga: Tak Kuat Bayar Sewa

Dia menyatakan, lahan yang ditempati itu merupakan milik PT Jasa Marga. Saat ditanya soal penggunaan lahan, ia mengatakan hal ini bakal dibahas antara Pemkot Jakarta Barat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT Jasa Marga.

"Kami menunggu Jasa Marga, hasil rapat internalnya apa saja. Tapi itu sebenarnya, temen-temen media bisa tanya langsung Jasa Marga," papar Danur.

Menetap karena tak bayar uang sewa

Salah satu warga bernama Budi (bukan nama sebenarnya), mengaku hidup di bawah kolong jalan tol lantaran tak ada biaya sewa yang dibebankan kepada warga.

"Enggak ada uang sewa, sekadarnya aja, yang penting ada uang kebersihan, tentram lah," kata Budi saat ditemui Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Pria berusia 28 tahun itu sehari-hari mengais rezeki dengan berjualan kopi di pinggir jalan. Selama empat tahun ke belakang, Budi bersama warga lain beraktivitas di tempat tak layak itu.

Baca juga: Kisah Warga Kolong Tol Cawang-Pluit, Bertahan Hidup di Kehidupan Jalanan...

"Saya di situ udah ada empat tahun. Iya karena saya udah enggak kuat biaya, kan ngontrak mahal," ungkap dia.

Tak banyak yang diceritakan Budi soal permukiman di kawasan tersebut. Sepengetahuannya, kebanyakan warga adalah pendatang dari beberapa daerah.

"Walaupun ada pendatang orang di situ memang baik, kan enggak jadi masalah," imbuh dia.

Budi menyebut, sesungguhnya mereka telah ditawarkan untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Jakarta Utara dan kawasan Kapuk, Jakarta Barat. Sebagian warga, lantas pindah ke rusunawa tersebut. Namun, setelah tiga bulan dibebankan biaya untuk menempati rusunawa, mereka memilih angkat kaki dari sana.

"Ada dulu pernah ditawarin tinggal di rumah susun di Kapuk sama di Marunda. Sekarang, aktivitasnya apa?" terang Budi.

"Udah gitu berjalan awal doang, sebulan-tiga bulan bayar listrik. Sekarang tinggal di situ akhirnya mereka ini pada pulang enggak kuat (membayar)," lanjutnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Megapolitan
Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com