Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nafran, Warga Green Village Bekasi yang Setengah Garasi Rumahnya Ditembok Hebel...

Kompas.com - 27/06/2023, 15:32 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 10 penghuni Green Village, Kelurahan Perwira, Bekasi Utara terpaksa menelan pahit karena pengembang rumah mereka ternyata menyerobot tanah milik seseorang bernama Liem Sian Tjie. 

Akibat penyerobotan itu, akses warga jadi terhambat karena pemilik lahan memutuskan untuk membangun tembok.

Salah satu warga yang terdampak adalah Nafrantilofa (33). Rumahnya ikut ditembok menggunakan bata ringan atau hebel.

Nafran menceritakan, tembok itu dibangun pada tanggal 20 Juni 2023 setelah sebelumnya, pemilik lahan telah membuat patok dan petugas Pengadilan Negeri Bekasi datang menyampaikan pemberitahuan eksekusi.

Baca juga: Buntut Sengketa Lahan Perumahan Green Village, Salah Satu Penghuni Pasrah Rumahnya Terbelah Beton

"Waktu sebelum dieksekusi sempat datang sama pihak pengadilan bertemu saya diberitahu supaya ada mediasi dengan pengembang dan pihak bank," kata Nafran saat dikonfirmasi, Selasa (27/6/2023).

Nafran menuturkan bahwa rumahnya memiliki luas tanah 79 meter persegi. Namun ternyata, 25 meter persegi dari total luas tanah itu milik Liem Sian Tjie.

Meski keputusan pengadilan sudah inkrah dan sang pemilik bebas untuk melakukan apa saja, namun kata Nafran, ia masih diberikan keringanan dan tidak digusur.

Namun begitu, ia tetap khawatir karena sebagian rumah yang sudah ia tempati sejak 2018 itu ternyata bermasalah.

"Saya minta jangan dirobohin karena kan bingung juga ya hampir separuh rumah kena," tutur Nafran.

Baca juga: Akses Warga Green Village Bekasi Ditutup Tembok, Ternyata akibat Oknum Pengembang Pindahkan Patok Lahan

Adapun ia sudah berusaha untuk berkoordinasi dengan menanyakan ke pihak bank tempat ia mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) di Bank DKI.

Namun ia justru diarahkan untuk meminta pertanggungjawaban ke pihak pengembang.

"Kalau dari pihak bank sendiri mereka mau memfasilitasi antara saya dengan developer, kalau buat ganti kerugian mereka (bank) menolak," ucapnya.

Lebih lanjut, dia dan suami tidak tahu menahu terkait permasalahan lahan yang ada di lingkungan tempat dia tinggal. Permasalahan baru diketahui ketika akad kredit rumah dilakukan.

"KPR 15 tahun sekarang baru jalan tujuh tahun, per bulannya itu Rp 5 juta," ucap Lofa.

Sebagai orang yang paling terdampak, ia pun ingin segera ada jalan keluar. Terlebih keberadaan pihak pengembang saat ini tidak diketahui.

Baca juga: Sengketa Lahan di Green Village Bekasi, Satu Garasi Rumah Ditembok dengan Hebel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com