Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Mudi Si "Jenderal Sudirman" Kota Tua Bertahan Hidup di Jakarta

Kompas.com - 03/07/2023, 09:42 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hidup di Ibu Kota tak melulu soal kemewahan, fasilitas yang lengkap, ataupun kemudahan akses informasi dan transportasi.

Jakarta dengan segala kemegahannya, menyimpan cerita bagi mereka yang mengadu nasib, bertahan dan menghidupi keluarga.

Mudi (48), misalnya. Nekat merantau dari Pandeglang, Banten untuk mengais rezeki di Jakarta sejak 2005 lalu.

Ia banting tulang dengan menjelma menjadi sosok Jenderal Sudirman di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Baca juga: Kisah Adang, 40 Tahun Jualan Gulali di Tengah Getirnya Kehidupan Ibu Kota

"Kita tinggal di Jakarta ini banyak suka dukanya. Sukanya seperti bekerja sehari-hari begini jadi pahlawan Jenderal Sudirman di Kota Tua. Kalau rame lumayan pendapatan," kata Mudi saat ditemui, Sabtu (1/7/2023).

"Dukanya, kalau musim hujan udah enggak bisa apa-apa, enggak bisa tampil," imbuh dia.

Berbusana serba hitam dan wajah yang dicat hitam, Mudi seketika bertransformasi menjadi sosok Jenderal Sudirman.

Mudi mengais rupiah dengan berdiri layaknya patung, di atas papan hitam selebar sekitar 50 sentimeter bertuliskan "Jenderal Sudirman".

Ayah tiga anak ini mengaku, penghasilan sebagai manusia patung tak selalu membuatnya tersenyum. Pengunjung Kota Tua lebih ramai saat hari libur. Di waktu inilah, Mudi bisa mendapatkan penghasilan lebih banyak.

Baca juga: Cita-cita Eks Napi Syaiful Setelah Rintis Usaha Ayam Geprek, Jualan di Ruko dan Punya Karyawan

"Kalau hari biasa jarang tampil, hari biasa jarang ke sini. Kan kita lihat posisi dulu di sini, parkiran Bank Mandiri. Kalau kita enggak ada lahan pindah ke sana (sisi yang lain)," ucap Mudi.

Dalam sehari, dia bisa mengantongi uang Rp 100.000. Setiap pekan uang itu dia kirim ke istrinya yang menetap di kampung.

Ketika bercerita, Mudi sesekali menatap jalanan di hadapannya. Usia yang tidak lagi muda membuatnya lebih sering istirahat ketimbang berdiri mematung. Kata Mudi, biasanya ia berdiri dan diam layaknya patung selama 30 menit.

Baca juga: Kisah Mudi, 11 Tahun Jadi Jenderal Sudirman di Kota Tua demi Bertahan Hidup di Ibu Kota

"Berdiri paling kuat 30 menit. Kalau capek, duduk dulu istirahat nanti lanjut pose lagi," jelas dia.

Apabila ada pengunjung yang ingin foto bersama, Mudi dengan sigap berpose memberikan hormat bak Jenderal Sudirman. Usai berfoto, pengunjung biasanya memberikan uang kepada Mudi yang ditaruh di kotak hitam, tepat di hadapannya.

Kerasnya kehidupan Ibu Kota

Rupanya, dia sempat berjualan es teh manis di sekitar area Museum Fatahillah. Kala itu, ia baru pertama kali menginjakan kaki di Jakarta.

"Dulu sebelum jadi patung, saya jualan di sini dagang teh manis. Lama-kelamaan enggak boleh ada pedagang, akhirnya saya jadi patung," ungkap Mudi.

Meski penghasilannya tak banyak, Mudi menyisihkan uangnya untuk keluarga di kampung. Tiga anaknya disekolahkan hingga lulus SMA, dan kini ia telah menimang lima orang cucu. Walaupun tak selalu menyenangkan, bagi Mudi, Jakarta adalah ladang untuk mencari rezeki.

"Lumayan sih enak Jakarta, daripda di kampung susah sekarang nyari uang. Di Jakarta apa aja bisa jadi duit asal kita ada kemauan pasti ada jalan, kalau di kampung kan susah," kata Mudi.

Adapun Mudi bersama sekitar 35 orang lainnya tergabung dalam komunitas Seni Karakter Kota Tua (SKKT). Beberapa karakter yang diperankan yakni Jenderal Sudirman, Soekarno-Hatta, hingga Noni Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Megapolitan
Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Megapolitan
KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com