Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mudi, 11 Tahun Jadi "Jenderal Sudirman" di Kota Tua demi Bertahan Hidup di Ibu Kota

Kompas.com - 02/07/2023, 06:16 WIB
Zintan Prihatini,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta jadi tempat bertemunya perantau dari berbagai latar belakang demi mengadu nasib. Di balik kemegahan Ibu Kota, ada kisah mereka yang bersusah payah mengais pundi-pundi rupiah demi mengisi perut dan menopang ekonomi keluarga.

Mudi (48), misalnya, sehari-hari melakoni perannya sebagai Jenderal Sudirman di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Selama belasan tahun, perantau asal Pandeglang, Banten, itu mencari rezeki dengan menjadi manusia patung. Berbusana serba hitam dan wajah yang dicat hitam, ia menjelma bak sosok Jenderal Sudirman.

Baca juga: Kisah Rifa-Kayla Berpacaran di Kota Tua: Main Sepeda meski Diterpa Cuaca Panas

"Saya kira-kira masuk ke wilayah Kota Tua dari tahun 2005. Saya menjadi manusia patung dari tahun 2012 sampai sekarang. Udah 11 tahun, udah lama," kata Mudi, saat ditemui Kompas.com, Sabtu (1/7/2023).

Ayah tiga anak ini rela melakukan apa pun untuk menghidupi keluarganya di kampung. Sebelum menjadi manusia patung, dia sempat berjualan es teh manis di sekitar Museum Fatahillah.

"Saya asli dari Banten merantau ke Jakarta, mencari sesuap nasi untuk keluarga yang ada di kampung," ungkapnya.

Mudi yang kala itu tengah beristirahat sesekali melihat ke arah jalanan di hadapannya. Teriknya sinar matahari membuat kakek dari lima cucu ini memilih duduk sejenak di pinggir gedung yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Menurut Mudi, tinggal di Ibu Kota tak selalu menyenangkan.

"Kita tinggal di Jakarta ini banyak suka dukanya. Sukanya seperti bekerja sehari-hari begini jadi pahlawan Jenderal Sudirman di Kota Tua. Kalau rame lumayan pendapatan," ucap Mudi.

"Dukanya, kalau musim hujan udah enggak bisa apa-apa, enggak bisa tampil," katanya lagi.

Baca juga: Tak Hanya Jalan-jalan, Pengunjung Juga Bisa Belajar Sejarah saat Keliling Kota Tua Jakarta

Penghasilan tak menentu

Mudi berkata, penghasilan sebagai manusia patung tak selalu membuatnya tersenyum. Rezeki lebih banyak mengalir saat hari libur. Di masa liburan itu, biasanya pengunjung Kota Tua lebih ramai dan meningkatkan pendapatanya.

"Kalau hari biasa jarang tampil, hari biasa jarang ke sini. Kan kita lihat posisi dulu di sini, parkiran Bank Mandiri. Kalau kita enggak ada lahan pindah ke sana (sisi yang lain)," papar Mudi.

Dalam sehari, ia bisa mengantongi uang Rp 100.000. Uang itu, setiap pekan, dikirimkan ke istrinya yang menetap di kampung.

Baca juga: Area Kota Tua Masih Dipadati Wisatawan di H+4 Lebaran

"Saya setiap minggu juga pulang ke kampung, kasih uang ke keluarga. Tapi bersyukur aja masih bisa cari makan di sini," tutur Mudi sambil tertawa ringan

Usia yang tak lagi muda pun membuatnya tak sehebat dahulu. Kini Mudi hanya mampu berdiri dan diam layaknya patung selama 30 menit.

"Berdiri paling kuat 30 menit. Kalau capek, duduk dulu istirahat nanti lanjut pose lagi," ucapnya.

Jika ada pengunjung yang ingin foto bersama, Mudi dengan sigap berpose memberikan hormat bak Jenderal Sudirman. Usai berfoto, pengunjung biasanya memberikan uang kepada Mudi yang ditaruh di kotak hitam, tepat di hadapannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com