JAKARTA, KOMPAS.com - Situs IQAir menyatakan, kualitas udara di Jakarta pada Kamis (6/7/2023) tidak sehat dan berada di peringkat kedua terburuk di dunia.
Data tentang kualitas udara Jakarta itu merupakan data yang diperbarui pada pukul 14.00 WIB.
Dilansir dari situs tersebut, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 154 dengan polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 60.9 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
Udara di Jakarta pun dinyatakan tidak sehat.
"Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini 12.2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian keterangan dari situs IQAir.
Baca juga: Disetop, Proyek ITF Sunter Dinilai Hanya Memindahkan Masalah Sampah Jadi Pencemaran Udara
Masih dari situs IQAir, angka kualitas udara di Jakarta itu didapat dari 19 kontributor, termasuk dari PurpleAir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan AirNow.
Adapun untuk peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk ada di Johannesburg, Afrika Selatan, yang memiliki indeks kualitas udara hingga mencapai 186.
Situs IQAir juga memberi beberapa saran agar warga bisa terlindung dari kualitas udara yang buruk.
Saran itu antara lain, memakai masker apabila sedang di luar, menyalakan penyaring udara (air purifier), tutup jendela untuk menghindari udara yang kotor, dan menghindari aktivitas di luar ruangan.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Perbanyak RTH untuk Perbaiki Kualitas Udara Jakarta
Adapun saat ini Kota Jakarta memiliki suhu 32 derajat celsius dengan kondisi cuaca berkabut.
Nilai kelembapan udara hingga 75 persen dan hembusan angin 5.5 km/h. Sementara untuk tekanan berada di angka 1.010 mbar (millibar).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.