Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2023, 07:24 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Inpres Lontar, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terbakar pada Rabu (9/8/2023).

Api timbul di salah satu kios sekitar pukul 06.30 WIB. Dengan cepat, api menyambar kios lain.

Dari 560 kios di Pasar Lontar, ada 146 kios yang terdampak akibat kebakaran ini.

Baca juga: Usai Kebakaran, Revitalisasi Pasar Inpres Tanah Abang Jadi Prioritas Utama

Api merambat dengan cepat karena bangunan pasar tersebut sudah tua. Usianya lebih dari 60 tahun.

Pedagang di pasar itu umumnya menjajakan sayur-mayur, buah, dan ikan. 

Akibat korsleting kipas angin

Kebakaran diduga terjadi akibat korsleting kipas angin.

Mulanya, seorang penjaga keamanan pasar bernama Agus melihat api dari kipas angin di salah satu kios sekitar pukul 06.30 WIB.

"Dia melihat kepulan asap di atas salah satu kios. Dia bersama rekannya segera berupaya memadamkan api dengan APAR," ujar Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat Asril Rizal saat dihubungi wartawan.

Kendati demikian, usaha Agus dan rekannya gagal karena api telah membesar dan menyambar kios di sampingnya.

"Keamanan pasar langsung menghubungi Damkar. Sementara warga langsung melapor ke Pos Damkar terdekat," lanjut Asril.

Baca juga: Permintaan Revitalisasi Pasar Inpres Tanah Abang Belum Terwujud, Ketua RW: Katanya Enggak Ada Anggaran

Setelah itu, petugas pemadaman kebakaran Pos Tanah Abang segera menuju tempat kejadian perkara (TKP).

Pendinginan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dan api padam sekitar pukul 08.20 WIB.

"Dikerahkan 18 unit damkar dan 71 personel untuk membantu memadamkan api," tutup Asril.

Desak revitalisasi

Sebelumnya, warga RW 12 telah berulang kali mengusulkan revitalisasi Pasar Inpers Kebon Melati. Namun, tak kunjung mendapatkan tanggapan.

"Saya pernah mengirim surat ke Deputi Gubernur Bidang Permukiman supaya warga saya di pinggir kali sebanyak 7 RT digusur," lanjut dia.

Menurut Agus, dulu pernah ada rencana revitalisasi, bahkan sudah dibuatkan maket saat Basuki Tjahja Poernama (Ahok) masih memimpin DKI Jakarta sekitar 2016.

"Supaya pasar ini dibangun terintegrasi empat lantai. Jadi, pasar di atasnya, lalu 32 lantai di atasnya (lagi) untuk perumahan. Rusun begitu," tutur Agus.

Baca juga: Kronologi Kebakaran Pasar Inpres Tanah Abang yang Hanguskan Ratusan Kios

Kendati demikian, hingga kini belum ada tanggapan atau tindak lanjut terkait wacana itu.

"Katanya PD Pasar Jaya belum ada anggaran. Terakhir saya kontak setahun lalu belum ada anggaran untuk itu," imbuh Agus.

Secara terpisah, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan memastikan Pasar Inpres akan segera direvitalisasi menyusul peristiwa kebakaran yang baru saja melanda pasar itu.

Agus Himawan menyatakan, dia akan segera melaporkan kondisi pasar kepada Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.

"Nanti akan kami laporkan ke Gubernur," kata dia saat diwawancarai di area depan pasar, Rabu.

Agus Himawan membenarkan, sebelum kebakaran melanda, kondisi pasar tersebut memang sudah tidak layak.

Baca juga: Polisi Periksa Dua Saksi terkait Kebakaran Pasar Inpres Tanah Abang

Ia berencana akan menjadikan revitalisasi Pasar Inpres Kebon Melati sebagai prioritas.

Maka dari itu, Perumda Pasar Jaya telah melibatkan rencana revitalisasi ke dalam program mereka.

"Sudah dalam program dan perencanaan kami. Akan kami persiapkan, kami jadikan terintegrasi, lah," kata Agus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tarif Tol JORR Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol JORR Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK48A Stasiun Tebet-Karet

Rute Mikrotrans JAK48A Stasiun Tebet-Karet

Megapolitan
Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Megapolitan
Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Megapolitan
Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Megapolitan
Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Megapolitan
Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

Megapolitan
Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Megapolitan
Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

Megapolitan
Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Megapolitan
Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com