BEKASI, KOMPAS.com - Yulia (42) warga Bekasi Timur yang bekerja di Jakarta Selatan mengaku jadi gampang terserang flu dan batuk karena kualitas udara Ibu Kota yang buruk.
Yulia menuturkan, kantornya memberlakukan work from office (WFO). Karena itu, Yulia bolak-balik pulang pergi Bekasi-Jakarta menggunakan kereta commuterline atau KRL.
"Sekarang sudah berasa sih agak mulai gampang flu, batuk yang sudah berasa efeknya," ujar Yulia saat diwawancarai Kompas.com di Stasiun Bekasi, Rabu (16/8/2023).
Yulia mengatakan, perbedaan yang paling dia rasakan yaitu saat melepas masker di luar ruangan.
Baca juga: Kurangi Polusi Udara Jakarta dengan Hybrid Working, Pengemudi Ojol Tak Setuju
"Kalau misalnya dulu buka masker agak enak ya, kalau sekarang lain aja (rasanya)," ujar dia.
Yulia bahkan kini sudah enggan melepas maskernya di luar ruangan karena polusi udara Ibu Kota yang semakin parah.
"Tapi kualitas udaranya emang sudah jelek ya, sebelumnya sih enggak pakai masker kalau di ruang terbuka, tapi sekarang mau enggak mau pakai lagi maskernya," tutur dia.
Sebagai pekerja di Jakarta, Yulia tidak menampik dirinya merasa khawatir akan kesehatannya.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Siang Ini
"Takut sih, karena itu (polusi berdampak) ke paru-paru ya," tuturnya.
Karena polusi itu, kata Yulia, kantornya terkadang melaksanakan agenda meeting dalam ruangan.
"Meeting dua sampai tiga kali saja. Biasanya saya meeting selama ini pilih outdoor. Tapi dua minggu ini pilih indoor," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku akan membahas rencana penerapan sistem "4 in 1" untuk mengurangi penggunaan mobil di wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Baca juga: Jatuh Sakit Akibat Polusi Udara, Driver Ojol: Pemerintah Minim Penyuluhan
Rencana penerapan "4 in 1" disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sebagai langkah mengurangi polusi udara di Jabodetabek.
Namun, mengaku belum mengetahui apakah "4 in 1" bakal efektif mengurangi polusi di Jabodetabek, khususnya DKI Jakarta.
"Masih dibahas, saya belum bisa (memberikan keterangan) detail seperti itu," ungkap Heru.
Sebagai informasi, dikutip dari laman IQAir, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 156 pada pagi hari tadi.
Sedangkan cuacanya berkabut dengan suhu 25 derajat celsius, kelembapan 72 persen, gerak angin 3,7 km/h, dan tekanan sebesar 1014 milibar.
Baca juga: Bima Arya Undang Para Pakar Lingkungan, Bahas Buruknya Kualitas Udara di Jabodetabek
Berdasarkan tingkat polusi, DKI Jakarta masuk dalam kategori kondisi tidak sehat sejak tiga hari terakhir.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5. Konsentrasi tersebut 13 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Dengan data di atas, DKI Jakarta tercatat sebagai kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk ketiga dunia pada hari ini.
Posisi pertama ditempati oleh Baghdad, Iraq dengan indeks 171, posisi kedua ditempati Doha, Qatar dengan indeks 164, dan posisi ketiga ditempati Kuching, Malaysia dengan indeks 157.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.