JAKARTA, KOMPAS.com - Driver ojek online (ojol) menjadi salah satu kelompok pekerja yang paling terdampak dengan memburuknya kualitas udara di Ibu Kota dalam beberapa waktu terakhir.
Driver ojol bernama Reni (30) mengaku sampai jatuh sakit karena setiap harinya harus menghadapi polusi udara saat mencari dan mengantar penumpang.
"Ya ada sih sakit, tapi enggak terlalu parah, flu aja," kata Reni saat ditemui Kompas.com di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (16/8/2023).
"Anak-anak saya di rumah juga kena flu dan batuk," tambahnya.
Di sisi lain, Reni pun merasa heran karena tidak ada penyuluhan yang memadai dari pemerintah terkait buruknya kualitas udara Jakarta dan dampaknya bagi kesehatan.
Ia juga menilai, tak ada upaya serius yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah polusi udara.
"Sebenarnya miris juga sih ya (masalah ini), tetapi gimana belum ada penanganan dari pemerintahnya juga. Belum ada perlindungan ke kita, terus minim juga penyuluhan," ujar Reni.
Baca juga: Pengamat Sebut Sektor Transportasi dan Industri Sumbang Polusi Terbesar di Jakarta
Dengan minimnya penyuluhan dan penanganan masalah polusi udara, ia merasa masyarakat masih belum sadar mengenai isu ini.
Misalnya saja, masih banyak masyarakat yang masih membakar sampah secara sembarangan.
"Itu kan juga bikin polusi udara," kata dia.
Reni menilai, harusnya pemerintah gencar melakukan sosialisasi sehingga setiap warga sadar bahwa kualitas udara di Jakarta sedang tidak baik-baik saja.
"Kalau memperbaikinya sih harus ada penyuluhan ya contohnya larangan bakar sampah di lingkungan masing-masing. Karena dari sampah itu cukup berbahaya untuk udara," tambah Reni.
Baca juga: Apakah Polusi Udara Menjadi Penyebab ISPA?
Diketahui, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor empat di dunia pagi ini, Rabu (16/8/2023).
Dikutip dari laman IQAir pukul 06.20 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 156.
Berdasarkan tingkat polusi, DKI Jakarta masuk dalam kategori kondisi tidak sehat sejak tiga hari terakhir.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5. Konsentrasi tersebut 13 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.