Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Panti Rehabilitasi di Ciputat Mengamuk, Petugas: Saya Diancam Pakai Besi, Mulut Disumpal

Kompas.com - 04/09/2023, 19:18 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dian Deriz (39), petugas rehabilitasi di Panti Sakinah Harakah Bhakti, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, mengaku diancam peserta rehabilitasi menggunakan sebilah potongan besi.

Menurut Dian, empat peserta rehabilitasi mengancamnya saat hendak kabur dari panti pada Sabtu (2/9/2023) malam.

"Saya diancam menggunakan potongan besi yang diarahkan ke leher saya. Yang saya tahu ada empat orang yang menyerang," kata Dian saat ditemui di lokasi, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Penghuni Panti Rehabilitasi Narkoba di Ciputat Mengamuk, Serang Petugas lalu Kabur

Tak hanya itu, para peserta rehabilitasi juga menutup mata dan mulut Dian menggunakan kain. Bahkan, mereka juga mengikat kedua tangan Dian dengan tali sepatu.

"Mulut saya disumpal dengan kain, lalu tangan saya diikat mengunakan tali sepatu. Saya juga dipaksa untuk menyerahkan kunci (panti)," ucap Dian.

Atas perbuatan para peserta rehabilitasi itu, Dian mengalami luka memar di pergelangan tangan.

"Lukanya si cuma di tangan aja. Itu akibat diikat dengan tali sepatu dengan kencang," ujar Dian.

Baca juga: Penghuni Panti Rehabilitasi Narkoba di Ciputat yang Mengamuk dan Serang Petugas Ternyata Residivis

Sebelumnya, Koordinator Program Rehabilitasi Panti Sakinah Harakah Bhakti, Dwi Mecca Aristo, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi saat Dian mengecek kondisi para penghuni rehabilitasi sekitar pukul 01.00 WIB.

Sesampainya di lantai 3, Dian langsung ditodong oleh salah satu penghuni panti rehabilitasi berinisial A menggunakan sebilah potongan besi.

"Sebenarnya (biasanya) tidak sendiri buat ngontrolnya. Karena (petugas) yang pegang kunci lagi tidur, dia (korban) tidak tega bangunin temannya yang harusnya naik. Jadi dia naik sendiri," kata Dwi.

Keributan itu lantas mengundang para penghuni lainnya. Mereka juga turut merusak fasilitas panti, termasuk kamera CCTV.

"Itu mereka sudah menyiapkan sampai CCTV dihancurin dan decoder-nya dicabutin dan juga disiram-siram air," ucap Dwi.

Baca juga: Ibu Bawa Bayi Diduga Hendak Bunuh Diri di Stasiun Pasar Minggu Saat Suami Beli Air Minum

Dalam kejadian tersebut, A kabur melalui lantai 4. A yang berstatus peserta rehabilitasi titipan dari polisi itu diduga sudah merencanakan aksinya.

"Kabur melalui lantai 4 menggunakan borgol dan sarung. Itu sudah disiapin," ucap Dwi.

Setelah kejadian ini, pihak panti asuhan memperbolehkan peserta rehabilitasi mandiri untuk pulang ke rumah.

"Sebanyak 20 penghuni memilih pulang dan 12 lainnya memilih di sini," ujar Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com