Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan TPA Liar, Lurah Limo: Kalau Mau Ditutup, Harus Ada Solusi

Kompas.com - 26/10/2023, 13:40 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sudah berulang kali Pemerintah Kota Depok menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) liar yang ada di dekat Samsat Cinere, Limo, Depok.

Penutupan terakhir dilakukan pada April 2023 lalu. Namun, palang penutup itu selalu saja dijebol oleh oknum yang membuang sampah di sana.

Oleh karena itu, Lurah Limo Abdul Khoir menilai, harus ada solusi agar TPA liar itu bisa ditutup secara permanen. 

Baca juga: TPA Liar di Limo Terbakar, Lurah Limo: Sudah Berkali-kali Kami Tutup

Ia pun mengaku sudah mengusulkan pengadaan dump truck ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok untuk mengangkut sampah warga.

"Kan kita harus kasih solusi juga ke mereka. Makanya saya sudah komunikasi dengan DLHK Kota depok, solusi ini gimana, agar dihadirkan dump truk, mereka bisa buang ke situ lalu diangkut ke TPA Cipayung," kata Abdul Khoir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/10/2023).

Meski demikian, usulan itu sampai saat ini belum dipenuhi oleh DLHK Depok.

"Sampai saat ini kan belum. Ujung-ujungnya buang lagi ke sana, buang lagi ke sana," kata dia.

Baca juga: Kesulitan Tindak TPA Liar di Limo: DLHK Depok: Kami Sudah Jam Pulang Kerja, Mereka Baru Buang Sampah

Abdul Khoir menambahkan, pengadaan dump truk itu juga nantinya harus dibarengi pula dengan kehadiran bank-bank sampah untuk tempat pemilahan sebelum diangkut ke TPA Cipayung.

"Itu persyaratannya kan sampah yang sudah terpilah sebenarnya. Persyaratan dari Pemkot Depok kan itu, sampah-sampah yang memang harus sudah terpilah. Itu sosialisasinya sedang kita lakukan dengan membentuk bank-bank sampah," lanjut dia.

Abdul Khoir juga menilai, kendala lain soal keberadaan TPA liar ini adalah mengenai hak milik tanah.

Sebab, TPA liar itu berada di tanah sengketa.

"Kalau bicara lahan itu kan dalam proses penyelesaian di pengadilan, bersengketa antara PT Adikarya, PT Megapolitan dan beberapa orang yang mengklaim itu tanah milik dia. Jadi masih dalam proses penyelesaian di pengadilan sebenarnya lahan itu," ungkap Khoir.

Baca juga: TPA Liar Limo Kebakaran Lagi, Warga: Sampai Kapan Kami Isap Asap?

Sejumlah warga sebelumnya mendesak Pemerintah Kota Depok untuk menutup permanen segala aktivitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) liar dekat Samsat Cinere.

"Itu harus ditutup. Sebenarnya yang bisa menutup itu Pemda, Pemkot. Masalahnya ya asap itu, semua warga sini kena. Sampai kapan kita ngisepin asap kayak gitu kan bahaya," ujar Fatma (55), salah satu warga yang Kompas.com temui di sekitar lokasi, Selasa (24/10/2023).

Fatma menegaskan, keberadaan TPS liar ini menimbulkan banyak masalah yang merugikan warga di sekitarnya.

Mulai dari polusi udara yang bersumber dari asap setiap kali TPS terbakar, hingga kemunculan lalat hijau di musim hujan.

"Kalau musim hujan sudah jangan ditanya, lalat hijau yang besar-besar itu masuk sampai dalam rumah, baunya juga. Jadi kita malu kadang-kadang kalau ada tamu. Lalat yang gede-gede itu. Lalat bangkai," kata Fatma lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com