AK pun selalu memberi teguran secara lisan dan menggiring E keluar. Ini juga dilakukan kepada pedagang tanpa izin lainnya.
"Ya pergi (kalau ditegur). Tapi nyatanya, mereka ngumpet di salah satu anjungan. Kami lewat patroli (selesai), mereka keluar lagi dan jualan lagi. Bandel bahasanya," jelas Bambang.
Baca juga: Sikap Kasar Satpam TMII Bentak Pedagang sampai Menangis Sambil Rekam Video, Berujung Dipecat
"Iya-iya saja, pura-pura kabur tapi sebenarnya ngumpet nunggu (tim keamanan selesai patroli)," sambung dia.
Ketika menegur E untuk yang terakhir kalinya, yakni Sabtu sore sekitar pukul 17.00 WIB, AK menggunakan nada tinggi dan berulang kali membentak E.
Aksinya viral karena video yang direkam sebagai dokumentasi kegiatan bekerja bocor ke media sosial.
Bambang menjelaskan, seluruh kegiatan para sekuriti harus direkam sebagai bukti bahwa mereka memang bekerja pada hari itu.
Tujuan dari video rekaman AK adalah untuk menunjukkan bahwa saat ia sedang berpatroli, AK melihat pedagang tidak resmi. Ia adalah E.
Baca juga: Satpam TMII yang Bentak Pedagang sampai Menangis Kena Batunya, Disuruh Minta Maaf dan Telah Dipecat
Meski demikian, Bambang menyayangkan cara AK menegur E yang tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP).
"Tujuan divideokan sebagai bukti bahwa ada pedagang tidak resmi, dan itu tindakan yang dilakukan. Sebenarnya itu, sebagai bukti kerja," ucap Bambang.
"Tapi memang caranya salah. Emosi mungkin karena sudah sering ketemu (dan menegur) ibu itu. Semua (kegiatan) kami videokan sebagai bukti kerja. Kami tetap sayangkan kenapa (menegur dengan) emosi," kata dia.
Kejadian ini menyebabkan AK yang merupakan satpam outsourcing dari PT PJS Security, dipecat.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang menunjukkan AK menegur E menggunakan nada tinggi dan berulang kali membentaknya.
Sejak video dimulai, AK sudah dalam posisi memarahi E sambil memegangi strap kanan tas gemblok yang digunakan E.
Baca juga: Kronologi Satpam TMII Bentak Pedagang yang Berujung Pemecatan
"Kamu ngelawan saya? Hah?" tegur AK di tengah isak tangis pedagang itu.
Sambil menangis dan sesekali menyeka air matanya, perempuan paruh baya itu langsung menjawab bahwa ia ingin pulang.