JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah panas terik Ibu Kota, Senin (6/11/12023), Nita Erna Ramisah (57) menatap gerbang Gedung DPR RI dengan penuh harap.
Wajahnya tampak lelah, tetapi matanya menyala-nyala penuh semangat.
Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) itu datang jauh-jauh dari Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, ke Jakarta demi menuntut haknya.
Nita merupakan satu dari tiga perwakilan guru asal Aceh yang hendak menuntut penambahan formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bersama Forum Passing Grade (FPG) PPPK Kementerian Agama (Kemenag).
Baca juga: Ratusan Guru dan Dosen Demo di DPR, Tuntut Penambahan Kuota Formasi PPPK Kemenag
Ia berharap segera mendapat kuota untuk menjadi guru PPPK pada tahun ini. Sebab, ia tak punya banyak waktu jelang masa pensiunnya tiga tahun mendatang.
“Saya mendapatkan nilai passing grade. Seharusnya saya (dianggap) lulus, tetapi saya tidak dapat penempatan. Saya berharap, kami yang sudah lulus passing grade-nya ini mendapat kuota di tahun 2023,” kata Nita saat diwawancarai Kompas.com di depan Gedung DPR, Senin.
“Kalaupun itu tidak bisa ter-cover untuk saya, minimal berikan saya inpassing di akhir masa purnabakti saya. Tiga tahun lagi saya pensiun,” sambung dia.
Nita bersama anggota FPG PPPK Kemenag lainnya yang berasal dari Sabang sampai Merauke menggunakan anggaran pribadi untuk datang ke Jakarta.
Nita mengaku menggunakan berbagai cara untuk mencukupi kebutuhan biaya demi bisa terbang ke Ibu Kota.
“Saya datang kemari jauh-jauh dengan berbagai cara. Pinjam-meminjam, ada dapat donasi sedikit. Kami ingin memperjuangkan (hak) ke orangtua kami, DPR RI yang sudah kami pilih. Perwakilan kami. Baik dari Aceh maupun seluruh Indonesia,” tutur Nita.
Ibu satu putri itu berangkat dari Aceh ke Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, pada Kamis (2/11/2023) siang. Perjalanannya menggunakan bus memakan waktu satu malam.
Baca juga: Kartu Ujian Seleksi CPNS dan PPPK 2023 Belum Keluar, Kapan Bisa Dicetak?
Dari Bandara Kualanamu, Nita melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat (3/11/2023) pagi.
Ia menempuh perjalanan udara lebih dari dua jam menuju Bandara Soekarno-Hatta.
“Hari Kamis itu saya masih mengajar delapan jam, pulang jam 13.00 WIB, langsung berangkat ke Kualanamu. Dari pagi saya belum makan,” kata Nita.
“Sampai di Bandara Soekarno-Hatta jam 09.00 WIB lebih, karena pesawatnya berangkat jam 06.45 WIB dari Kualanamu,” imbuh dia.