Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2023: Kematian Misterius Menyisakan Duka dan Tanda Tanya

Kompas.com - 29/12/2023, 12:25 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

"Jadi di sana tertulis, 'Siapa pun yang membaca tulisan ini, mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal dunia," ungkap Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, Jumat (8/9/2023).

Akhirnya, setelah satu bulan penyelidikan, kasus ini pun mencapai titik terang.

Polisi memastikan GAH dan DAW meninggal karena bunuh diri bersama dengan berdiam di dalam kamar mandi yang sempit.

Korban juga membakar dupa dan arang, serta menutup rapat semua tempat sirkulasi udara dengan plastik hingga keduanya tewas kehabisan oksigen.

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw menyebut, hal ini diketahui ahli berdasarkan catatan, buku-buku yang dibaca, gaya dan pola hidup, makanan dan minuman, hingga riwayat penjelajahan di internet milik korban.

"Jadi, pada GAH dalam kondisi depresif, ketidakberdayaan, teralienasi. Mereka sepaham, sepakat bersama anaknya untuk menunjukkan indikasi bersama-sama mengakhiri kehidupan," papar Nathanael dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).

Para ahli menyampaikan, ada persoalan kesehatan mental yang dihadapi ibu dan anak ini. GAH berkepribadian paranoid dan delusional, sedangkan DAW terindikasi memiliki kepribadian skizoid.

Anak Pamen TNI

Jenazah seorang remaja berinisial CHR (16) ditemukan dengan kondisi penuh luka bakar dalam pos spion, ujung landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (24/9/2023).

Adapun lokasi kematian anak perwira menengah (Pamen) TNI Angkatan Udara ini berada di area ring satu, sehingga tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang.

Kematiannya dianggap tidak wajar karena berdasarkan hasil otopsi, selain luka bakar yang mencapai 91 persen, CHR juga mengalami enam luka tusuk di dada akibat senjata tajam.

"Dari hasil otopsi, memang kami dapatkan tanda-tanda penganiayaan. Tanda-tanda penganiayaan berupa luka-luka (bacok) pada dada," terang Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramatjati, Brigjen Pol Hariyanto, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: Kasus Ditutup, Ini Kronologi dan Penyebab Anak Pamen TNI AU Tewas di Lanud Halim

Pihak rumah sakit juga tidak bisa memastikan apakah luka itu diakibatkan oleh orang lain atau korban sendiri.

Ditambah lagi, meski ada 18 CCTV di sekitar lokasi kejadian, namun ternyata kamera CCTV yang langsung menyorot persis ke TKP justru mati. Padahal area tersebut merupakan ring satu Lanud Halim.

Lalu, hanya empat CCTV saja yang merekam detik-detik CHR masuk ke lokasi seorang diri.

Selain itu, Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Leonardus Harapantua Simarmata mengatakan, polisi juga menemukan kertas berisi pesan yang ditulis tangan oleh CHR, di kamar CHR.

Walau tidak jelas, tetapi secara garis besar pesan itu memberitahukan kesenangan CHR saat menggunakan ponselnya.

"Bahwa (pesan) 'sepertinya bermain hp, tablet, dan komputer itu bagus.' Dia merasa dihargai di game tersebut daripada di kehidupan ini, itu kata-katanya," ungkap Leonardus.

Dari kompleksnya teka-teki kematian CHR, butuh waktu dua bulan bagi polisi melakukan penyelidikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Megapolitan
Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Megapolitan
2 Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

2 Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

Megapolitan
Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Megapolitan
Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Megapolitan
Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Megapolitan
Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Megapolitan
Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat Pemberian Pangkat Bintang Empat Prabowo ke PTUN

Koalisi Masyarakat Sipil Gugat Pemberian Pangkat Bintang Empat Prabowo ke PTUN

Megapolitan
Polsek Setiabudi: Pemalsu KTP dan SIM Cari Pembeli lewat FB

Polsek Setiabudi: Pemalsu KTP dan SIM Cari Pembeli lewat FB

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pemalsu Dokumen KTP, SIM, dan Buku Nikah

Polisi Tangkap 2 Pemalsu Dokumen KTP, SIM, dan Buku Nikah

Megapolitan
Kagetnya Warga di Pondok Aren: Cium Air Rumah Bau Bangkai, Ternyata Ada Mayat Membusuk di Dalam Toren

Kagetnya Warga di Pondok Aren: Cium Air Rumah Bau Bangkai, Ternyata Ada Mayat Membusuk di Dalam Toren

Megapolitan
Hasrat Seksual Tak Tersalurkan, Pria Paruh Baya Cabuli Anak di Bawah Umur di Bogor

Hasrat Seksual Tak Tersalurkan, Pria Paruh Baya Cabuli Anak di Bawah Umur di Bogor

Megapolitan
Bawaslu Jakarta Minta Warga Lapor jika Temukan Tindak Pidana Saat Pilkada 2024

Bawaslu Jakarta Minta Warga Lapor jika Temukan Tindak Pidana Saat Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com