Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah di Balik Proses Pemilu, Masyarakat Dapat Uang Tambahan Usai Jadi Tenaga Pelipat Surat Suara

Kompas.com - 09/01/2024, 14:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang membawa berkah bagi sejumlah masyarakat.

Sebab, pada momen ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) membutuhkan banyak tenaga demi menyukseskan Pemilu, salah satunya petugas untuk menyortir dan melipat surat suara.

Hal tersebut menjadi kesempatan bagi masyarakat lantaran orang yang bertugas menyortir dan melipat suara mendapat bayaran dengan jumlah tertentu.

Diupah Rp 200.000

Baca juga: Cerita Ibu-ibu dan Mahasiswi di Bogor, Diupah Rp 200.000 Jadi Tenaga Pelipat Surat Suara Pemilu 2024

Warni, seorang ibu rumah tangga asal Pamoyan, Kecamatan Bogor Selatan, mengaku tertarik menjadi tenaga penyortir dan pelipat surat suara karena bayaran yang cukup besar.

Warni mengatakan, nantinya ia akan menerima upah sebesar Rp 200.000 dari pekerjaan tersebut.

"Lumayan, dibayar Rp 200.000 kan. Daripada nganggur di rumah," kata Warni saat ditemui di Gudang Logistik KPU Kota Bogor, Senin (8/1/2024).

Warni menjelaskan, tugasnya hanya menyortir dan melipat surat suara. Setiap orang, sambungnya, akan mendapat jatah satu dus yang berisi 500 lembar surat suara.

Adapun Pemilu 2024 ini menjadi pengalaman kedua Warni bertugas sebagai pekerja pelipat surat suara.

Pada Pemilu sebelumnya, Warni juga mendaftarkan diri dengan posisi pekerjaan yang sama, tetapi dengan upah yang berbeda.

Baca juga: KPU Kota Bekasi Libatkan Masyarakat Sekitar untuk Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024

Saat itu ia dibayar sebesar Rp 75.000 untuk per satu dus yang berisi 500 lembar surat suara.

"Bedanya kalau Pemilu kemarin kan dibayar Rp 75.000 untuk satu dus. Seminggu dikerjain beres. Kalau sekarang dijatah, satu orang satu dus. Kalau dulu bebas," tuturnya.

Isi waktu luang

Cerita berbeda datang dari Elsa, Nurul, dan Nindi. Ketiganya merupakan mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bogor.

Mereka mengaku berminat menjadi tenaga pelipat surat suara karena ingin mengisi waktu luang di luar jam kuliahnya.

Selain itu, imbalan yang cukup besar juga menjadi alasan lainnya.

Baca juga: Ikut Lipat Surat Suara Pemilu 2024 di Bekasi, Pedagang Kue: Lumayan Buat Uang Tambahan

"Masih semester satu. Ini baru pertama kali. Buat nambah pengalaman, kan dibayar juga. Hitung-hitung ngisi waktu luang," pungkas Elsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com