Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishub DKI: Kemacetan Jakarta Makin Parah pada 2023 karena PSN

Kompas.com - 15/01/2024, 16:34 WIB
Tria Sutrisna,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, salah satu penyebab kemacetan di Ibu Kota ialah proses pembangunan sejumlah proyek strategi nasional (PSN).

Hal itu disampaikan Syafrin untuk menanggapi turunnya peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia versi Tomtom Traffic Index 2023, tetapi kemacetan semakin parah.

"Secara keseluruhan tentu untuk Jakarta kan ada pembangunan LRT dan MRT, belum lagi PSN lainnya yang ada di Jakarta,” ujar Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/1/2024).

Baca juga: Daftar Kota Termacet di Dunia 2023, Peringkat Jakarta Turun tapi Macet Kian Parah

Meski begitu, kata Syafrin, turunnya peringkat Jakarta sebagai kota termacet dari posisi 29 ke 30 menunjukkan adanya perbaikan dari segi penanganan kemacetan.

Kondisi ini dianggap tidak terlepas dari sejumlah upaya yang dilakukan. Salah satunya penutupan sejumlah lokasi putar balik atau u-turn di jalan raya.

“Tahun lalu dilakukan penutupan u-turn, 31 u-turn, dan diterapkan tujuh ruas jalan SSA (sistem satu arah),” kata Syafrin.

Selain itu, Dishub DKI juga mengoperasikan 20 traffic light berteknologi artificial intelligence (AI), untuk mengurangi kemacetan akibat lampu merah.

“Tentu perbaikan ada. Kami harapkan ke depan, tahun 2024 semakin masif lagi melakukan perbaikan kinerja lalu lintas,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, peringkat Jakarta dalam daftar kota termacet di dunia sepanjang 2023 dilaporkan turun dibandingkan 2022.

Baca juga: Ketika Tenda Hajatan Tutup Jalan di Kembangan, Sebabkan Kemacetan hingga Buat Polisi Lakukan Penertiban

Hal tersebut tampak dari laporan TomTom Traffic Index ke-13 yang disusun berdasarkan pantauan dan analisis Tomtom International BV, perusahaan teknologi navigasi dari Belanda.

Pemantauan dan analisis ini mencakup 387 kota yang tersebar di 55 negara dan enam benua.

Laporan daftar kota termacet bertujuan menentukan peringkat kota-kota berdasarkan waktu perjalanan rata-rata dan memberikan akses gratis terhadap informasi kota per kota.

Selain waktu perjalanan rata-rata, TomTom juga menghitung biaya perjalanan setiap kota, baik pusat kota maupun metropolitan.

Variabel tambahan pun memungkinkan untuk mengukur dampak finansial dari biaya bahan bakar dan kemacetan lalu lintas, serta konsumsi bahan bakar per kWh dan emisi karbondioksida.

Berdasarkan laporan terbaru, peringkat Jakarta turun dari sebelumnya di posisi 29 menjadi 30 pada 2023.

Baca juga: Sebut Macet Terjadi di Semua Kota, Jokowi: Kerja Pemerintah Kejar-kejaran dengan Kemacetan...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com