Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Transportasi Ungkap Urgensi Revitalisasi Terminal Baranangsiang

Kompas.com - 18/01/2024, 15:51 WIB
Ruby Rachmadina,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Instran Deddy Herlambang mengungkap urgensi revitalisasi Terminal Baranangsiang harus segera dilakukan.

Menurut Deddy, jika revitalisasi tidak disegerakan, hal ini bisa berdampak munculnya permasalahan baru. Salah satunya akan banyak penumpang yang naik dan turun di luar terminal.

Dari satu persoalan tersebut akan berimbas pada masalah lainnya, yakni bus akan menunggu penumpang di bibir jalan yang mengakibatkan kemacetan.

Baca juga: Saat Sopir Bus dan Penumpang Keluhkan Kondisi Terminal Baranangsiang Bogor yang Mengkhawatirkan...

“Dampaknya bila tidak segera direvitalisasi penumpang bus akan naik dan turun di luar terminal atau agen-agen bus di luar terminal yang akan mengakibatkan jalan macet,” ucap Deddy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/1/2024).

Seorang penumpang bus, Yasmin (43), mengeluhkan fasilitas yang tersedia di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor.

Menurut dia, terminal ini tidak dilengkapi dengan ruang tunggu yang memadai, terutama jumlah kursi yang terbatas. Akibatnya, beberapa penumpang terpaksa duduk di area trotoar.

Yasmin mengaku khawatir apabila kondisi terminal sedang ramai, penumpang prioritas tidak mendapatkan tempat duduk.

Baca juga: Percepat Revitalisasi Terminal Baranangsiang, BPTJ Rencanakan Pertemuan dengan Pihak Ketiga

"Kalau lagi ramai, terus bawa anak kecil, kursi tunggunya diperbanyak. Apalagi bagi orang hamil, lansia," ucap Yasmin saat diwawancari Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Sedangkan Anah (56), yang juga seorang penumpang, mengeluhkan jalanan yang berkerikil dan tidak rata. "Tadi tersandung, karena ada lobang," ucap Anah.

Kepala Terminal Baranangsiang Yusman menuturkan, belum ada rencana revitalisasi terminal untuk saat ini.

Bahkan, ketika Terminal Baranangsiang masih dipegang Pemerintah Kota Bogor, renovasi belum pernah dilakukan.

"Sementara ini Baranangsiang belum ada renovasi, untuk pembangunan dari awal. Cuma dulu, saat masih dipegang Pemkot Baranangsiang ini ada namanya pihak ketiga, sampai beralih ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) belum terealisasi namanya pembangunan," ucap Yusman kepada Kompas.com.

Baca juga: BPTJ Sebut Terminal Baranangsiang Tak Kunjung Direvitalisasi karena Masalah Pihak Ketiga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Megapolitan
Kronologi Kasus 'Bullying' Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Kronologi Kasus "Bullying" Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Megapolitan
Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Megapolitan
Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Pencairan Kartu Lansia Jakarta Telat, Dinsos: Masih Tahap Administrasi

Megapolitan
Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk 'Takedown' Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Polisi Koordinasi ke Kominfo untuk "Takedown" Video Ibu Cabuli Anak yang Viral di Medsos

Megapolitan
Polisi Periksa Ponsel Ibu yang Cabuli Anaknya, Cek Kebenaran Ada Perintah Bikin Video Asusila

Polisi Periksa Ponsel Ibu yang Cabuli Anaknya, Cek Kebenaran Ada Perintah Bikin Video Asusila

Megapolitan
Soal Spanduk Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta, Warga: Tak Etis, Belum Masa Kampanye

Soal Spanduk Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta, Warga: Tak Etis, Belum Masa Kampanye

Megapolitan
5 Saksi Turut Keracunan Massal di Bogor, Polisi Sempat Terkendala Gali Keterangan

5 Saksi Turut Keracunan Massal di Bogor, Polisi Sempat Terkendala Gali Keterangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com