BOGOR, KOMPAS.com - Para penumpang setia KAI Commuter Jabodetabek menuntut penambahan rangkaian kereta demi peningkatan kenyamanan.
Salah seorang di antaranya bernama Komarudin (56) mengungkapkan, ia telah menjadikan kereta rel listrik (KRL) sebagai moda transportasi utama untuk mobilitas sejak 2015.
Sejak pertama kali menaiki kereta hingga saat ini, Komarudin yang berdomisili di Kota Bogor, Jawa Barat merasa tak ada perubahan dari segi kenyamanan di dalam rangkaian.
"Tujuh tahun lalu, sampai Stasiun Cawang, depan muka saya pasti perut orang lain terus. Sekarang enggak ada perubahan, bahkan makin parah," ujar Komarudin saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (29/1/2024).
Baca juga: Keluhan Penumpang KRL pada Jam Sibuk, Makin Sumpek hingga Sulit Dapat Tempat Duduk
Sebab, Komarudin melihat terjadi pergeseran penduduk dari DKI Jakarta ke daerah penyangga. Daerah di Depok dan Kabupaten Bogor salah satunya.
Oleh sebab itu, jumlah pengguna KAI Jabodetabek otomatis semakin bertambah.
Di sisi lain, penambahan rangkaian dinilai tidak signifikan. Dengan begitu, kenyamanan penumpang yang menjadi korban.
Pada jam-jam sibuk, yakni pukul 06.00-08.00 WIB dan 16.00-19.00 WIB, antrean penumpang di stasiun tidak dapat dihindari. Demikian pula kondisi berdesakan di dalam rangkaian.
"Orang makin banyak yang naik transportasi umum, sedangkan rangkaian sedikit banget. Jadi sudah enggak aneh jadi membeludak," ujar Komarudin.
Curahan hati Komarudin sesuai dengan data KAI Commuter. Jumlah penumpang KAI Commuter di area Jabodetabek tahun 2023 meningkat 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Baca juga: Kelelahan Naik Tangga Stasiun Cakung, Pengguna KRL: Elevator Harus Ada di Dua Sisi
Dikutip dari Kompas.id, Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menuturkan, jumlah penumpang KRL yang bergerak di Jabodetabek pada 2023 mencapai 290.890.677 orang atau naik 35 persen dibandingkan pada 2022, yang sebesar 215.049.339 orang.
Dari jumlah itu, rata-rata pengguna komuter di wilayah Jabodetabek pada hari nomal mencapai 870.782 orang per hari. Adapun di akhir pekan rata-rata pengguna mencapai 656.935 orang.
”Data ini menunjukkan bahwa pengguna komuter adalah para pekerja,” kata Asdo.
Peningkatan volume penumpang juga diperkirakan terjadi pada 2024 mendatang dengan proyeksi jumlah penumpang sekitar 314 juta orang.
Penumpang setia KAI Commuter lainnya bernama Nanda (25) menuturkan hal senada.
Baca juga: Dilema Para Pekerja di Ibu Kota, Tetap Naik KRL meski Harus Berdesak-desakan
Ia mengungkapkan, sebenarnya KAI Commuter sudah melakukan banyak perbaikan. Salah satunya revitalisasi sejumlah stasiun, terutama stasiun transit. Hal itu patut diapresiasi.
"Untuk fasilitas, bentuk stasiun seperti di Manggarai, itu sudah jauh lebih baik dan nyaman. Tapi, pengguna KRL banyak menghabiskan waktu di dalam KRL, bukan stasiun," ujar Nanda.
Oleh sebab itu, Nanda berharap KAI Commuter menambah jumlah rangkaian agar penumpang semakin nyaman dan banyak orang semakin beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum.
“Semoga pihak KAI bisa bikin kondisi dalam KRL yang makin sumpek ini menjadi lebih bisa bernapas penumpangnya,” ujar Nanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.