Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahok soal "Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja"

Kompas.com - 09/02/2024, 07:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Jessi Carina

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama meluruskan pernyataannya bahwa Presiden Joko Widodo beserta sang putra sulung, calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, tidak bisa bekerja.

Pernyataannya itu diketahui viral di media sosial serta menimbulkan kegaduhan.

Pria yang populer disapa Ahok tersebut menegaskan, kalimat "Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja" itu bukan merujuk pada kinerja, melainkan pada status Jokowi dan Gibran yang tidak mungkin menjalankan program nawa cita sebagaimana yang digariskan PDI Perjuangan.

"Gibran mana mau kerja kalau dia jadi wakil presiden? Begitu lho ya yang gua ngomong (maksud). Wakil (presiden) dalam struktur itu enggak bisa (menjalankan nawa cita). Lu enggak punya kuasa," ungkap Ahok dalam bincang-bincang dengan Kompas.com di sela kegiatan di Kupang, NTT, Rabu (7/2/2024).

Baca juga: Blak-blakan Ahok Sebut Gibran Ban Serep, Jokowi Bukan Joki Prabowo

Demikian pula dengan Presiden Jokowi karena akan segera lengser dari kursi orang nomor satu di Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut melanjutkan, apabila Jokowi mendukung Prabowo dalam Pemilu 2024, tidak ada kepastian pula Prabowo akan meneruskan nawa cita.

"Kalau nomor dua, lu yakin (Prabowo akan menjalankan nawa cita)? Dia itu yang sudah nyerang Pak Jokowi bertahun-tahun. Lu yakin dia enggak akan sikat Pak Jokowi?" lanjut Ahok.

Apalagi dengan pasangan capres cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Ahok berujar, berdasarkan rekam jejaknya, ia justru khawatir pasangan ini berpotensi "merobohkan" apa yang sudah dibangun selama 10 tahun pemerintahan Jokowi.

"Lu bisa bayangin enggak kalau Indonesia ini semua kerjaannya Pak Jokowi dihabisin. Ya kalau enggak bisa dihabisin, ganti nama lah," lanjut dia.

Ahok berharap nawa cita tak terputus pada Pemilu 2024. Visi misi yang disandarkan pada Trisakti Bung Karno itu harus tetap berlanjut demi bangsa dan negara.

Baca juga: Tak Masuk Tim Kampanye Ganjar-Mahfud, Ahok: Mungkin di Putaran Kedua

Nawa cita, lanjut Ahok, sudah dimulai sejak Megawati menjadi Presiden ke-5 RI. Kemudian sempat tidak dilanjutkan karena kepemimpinan RI dipegang Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun. Tetapi, kembali dilanjutkan Jokowi selama 10 tahun.

Oleh sebab itu, ia melihat pasangan capres cawapres yang mampu melanjutkan nawa cita adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"(Megawati bilang) saya siapkan semua kader. Tapi kalau partai saya bukan menunjuk kader terbaik, pakai meritokrasi, pasti ditinggal rakyat," ujar Ahok.

"Zaman Pak Jokowi (Pilpres 2014) saja harusnya saya (Megawati) yang maju. Pak Jokowi kan ditugaskan di Jakarta. Lalu kenapa bukan saya yang maju? Karena saya mau kader terbaik, sesuai harapan rakyat," lanjut dia.

Sebelumnya, pernyataan Ahok yang menyebut Jokowi tidak bisa bekerja terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Baca juga: Ahok Enggak Bisa Kampanye Gegara Surat Berhenti Belum Keluar, Stafsus Erick: Enggak Usah Ribet, Silahkan Kampanye

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com