Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghasilan Makin Menurun, Pengais Angpau di Vihara Dharma Bhakti: Sekarang Bos-bos Sudah Berkurang

Kompas.com - 10/02/2024, 13:41 WIB
Baharudin Al Farisi,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengais angpau bernama Yusuf (52) mengatakan bahwa pendapatannya saat perayaan Imlek di depan Wihara Dharma Bhakti berkurang seiring berjalannya waktu.

“Enggak menentu ya. Kalau dulu agak mending, sekarang karena bos-bosnya sudah berkurang yang bagi-bagi angpau itu,” kata Yusuf saat ditemui Kompas.com di Jalan Kemenangan Raya, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (10/2/2024).

Menurut Yusuf, ada beberapa faktor yang membuat penghasilan berkurang. Salah satunya adalah tidak tertibnya para pengais angpau.

“Dulu gampang diatur, harus rapi. Sekarang kayaknya bos-bosnya agak takut karena sering diserbu. Enggak kayak dulu, rapi, baris,” ujar Yusuf.

“Sekarang diserbu, jadi agak-agak takut ya, namanya orang China, mungkin sensitif, entah takut jatuh atau apa gitu. Jadi, berkurang, enggak kayak dulu,” katanya lagi.

Baca juga: Perayaan Imlek di Vihara Dharma Bakti: Berdoa, Lepas Burung untuk Simbol Kebebasan, dan Pengamen Bernyanyi Lagu China

Sebelum Vihara Dharma Bhakti direnovasi, Yusuf menceritakan, para pengais angpau ini selalu duduk rapi di pelataran klenteng tertua di Jakarta tersebut.

Kendati demikian, karena pelataran Wihara Dharma Bhakti kini juga dijadikan sebagai tempat beribadah, para pengais angpau hanya bisa menunggu di Jalan Kemenangan Raya.

“Karena itu, dia carinya yang rapi, tenang. Kalau di sini, memang rada sulit sih, walaupun ada petugasnya gitu. Ya tetap saja, begitu juga.

Sewaktu Wihara Dharma Bhakti belum direnovasi, penghasilan Yusuf bisa mengapai Rp 70.000-Rp 80.000.

“Sekarang mah, Rp.10.000 susah. Karena, ya begitu, intinya yang dapat ya dapat, yang enggak ya enggak. Kalau dulu, mayoritas rata. Rp 2.000 walau pun 300 orang, ya dapat. Rp 5.000 walau pun 500 orang, ya dapat. Sekarang sulit,” kata Yusuf.

Baca juga: Merayakan Imlek: Mengingat Gus Dur dan Megawati

Baru kantongi Rp 5.000

Saat diwawancarai Kompas.com, Yusuf baru mengantongi uang Rp 5.000 dari angpau yang didapatnya saat berebut dengan teman-temannya yang lain.

Berdasarkan pantauan, sejumlah orang lintas generasi duduk bersila di depan ruko-ruko yang telah tutup di Jalan Kemenangan Raya, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu.

Para pengais rezeki ini mengharapkan angpau dari sejumlah warga yang baru saja selesai bersembahyang di Vihara Dharma Bhakti dalam perayaan Imlek 2024.

Kebanyakan dari mereka bertelanjang kaki dengan pakaian yang tampak lusuh. Sandal jepit sengaja disimpan agar lebih leluasa saat berpindah-pindah lokasi.

Dalam beberapa momen, mereka berlarian dari Jalan Kemenangan Raya ke Jalan Kemenangan III saat ada orang yang tengah memberikan angpau atau makanan.

Baca juga: Cerita Pemulung di Depan Wihara Dharma Bhakti: Senang Rayakan Imlek demi Lepas Kesunyian

Terkadang, mereka langsung berkerumun ke satu titik ketika ada seseorang yang memberikan angpau. Bahkan, mereka berdesak-desakan dan berebut.

“Abang lihat sendiri deh kayak gimana, berlarian, sudah kayak serdadu mau perang. Jadi, kadang-kadang suka bingung. Yang dapat ya dapat, yang enggak ya enggak. Kasihan juga sih buat anak-anak yang kecil, tergencet-gencet,” ujar Yusuf.

Yusuf mengaku hampir setiap tahun sengaja datang ke Wihara Dharma Bhakti. Dia juga tidak menampik bahwa juga mengharapkan angpau dari mereka yang merayakan Imlek.

Namun, dia tidak memaksakan diri. Sebab, hal tersebut bukan tujuan utamanya datang ke Vihara Dharma Bhakti.

Pria asal Cirebon, Jawa Barat, hanya mencari keramaian dari lingkungannya yang terasa sepi.

“Saya senang, ramai-ramai kayak gini, kumpul, pokoknya meriah. Ya ibaratnya kan, orang tinggal di tempat kesunyian lalu pindah keramaian, kan berbeda,” kata Yusuf.

“Maksudnya, lingkungannya sepi. Kalau di sini kan penuh orang, sampai kayak semut. Jadi, gembira saja gitu. Walau pun dapat duit Rp 10.000 atau Rp 15.000, ya senang saja. Jadi, ikut merayakan hari Imlek ini. Enggak mengharapkan uang besar juga,” ujarnya lagi.

Baca juga: Perayaan Imlek di Vihara Dharma Bakti: Berdoa, Lepas Burung untuk Simbol Kebebasan, dan Pengamen Bernyanyi Lagu China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Denda Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Lokbin Pasar Minggu Berlaku Pekan Ini

Denda Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Lokbin Pasar Minggu Berlaku Pekan Ini

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji Kir Habis

Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji Kir Habis

Megapolitan
Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Megapolitan
PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com