Korban disebut disiksa dengan cara dicekik, dipiting, diikat di tiang, ditendang, dan lain sebagainya. Para perundung beralasan mereka ingin melatih mental juniornya.
Saat ditanya berapa jumlah pelaku perundungan di sekolah tersebut maupun siswa yang menjadi korban, polisi belum memberikan tanggapan.
Polisi hanya mengungkapkan bahwa terdapat satu korban yang kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Sementara baru satu korban,” ucap Alvino.
Menurut dia, penyidik telah mendatangi rumah sakit untuk minta keterangan klarifikasi korban serta cek TKP. Adapun proses hukumnya, kata dia, sedang berjalan.
Baca juga: Komnas PA Temukan 16.720 Kasus Perundungan di Sekolah
Berdasarkan utas akun @BosPurwa, perundungan ini diduga terjadi tak lepas dari subkultur yang terbentuk di sekolah dalam bentuk geng remaja di sana.
Subkultur ini terbentuk di sebuah toko kecil di belakang sekolah yang dijadikan tempat berkumpul anak-anak yang merupakan bagian dari kelompok bernama "Geng Tai" itu.
Diduga, anak-anak yang berkumpul di area itu selalu melakukan perbuatan menyimpang seperti merokok, kekerasan, dan lainnya. Kegiatan ini dikendalikan senior.
Adapun geng ini disebut sudah diteruskan oleh sembilan generasi. Ada aturan yang harus dipatuhi untuk menjadi anggota resmi geng tersebut.
Pada saat kejadian, korban disebut mengalami kekerasan, misalnya dicekik dan dipukul. Kekerasan itu juga kemudian direkam oleh para pelaku.
Mengutip dari Kompas.id, pihak Binus School Serpong menyebut bahwa mereka masih menginvestigasi kasus ini.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.