Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perundungan Binus School Serpong Diduga Terjadi di Luar Sekolah, P2G: Bentuk Kegagalan Deteksi Dini Sekolah

Kompas.com - 19/02/2024, 18:48 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menduga Binus International School Serpong tak memiliki mekanisme dini untuk mendeteksi kekerasan di dalam maupun luar sekolah.

Seperti diketahui, pihak sekolah mengeklaim kasus yang mengakibatkan salah seorang siswa harus menjalani perawatan itu terjadi di luar lingkungan sekolah.

"Saya pikir apakah terjadi di dalam atau luar sekolah, semestinya sekolah memiliki mekanisme untuk mendeteksi secara dini," tutur Satriwan kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Binus School Serpong Panggil Siswa Geng Tai yang Diduga Terlibat Perundungan

Terlebih, kata dia, perundungan ini diduga terjadi sejak beberapa generasi sebelumnya. Apabila hal tersebut sudah jadi tradisi, Satriwan berujar, tentunya secara insting sekolah sudah tahu pola interaksi muridnya.

Berdasarkan utas akun @BosPurwa, kelompok bernama "Geng Tai" ini sudah diteruskan oleh sembilan generasi. Ada aturan yang harus dipatuhi untuk menjadi anggota resmi geng tersebut.

"Guru-guru tentunya sudah punya pengalaman dalam identifikasi potensi kekerasan yang terjadi di sekitar sekolah," ucap Satriwan.

"Jadi saya melihat ini bentuk kegagalan sekolah mendeteksi potensi kekerasan di lingkungan skeolah," kata dia.

Satriwan menjelaskan, lingkungan sekolah itu bisa diartikan dalam beberapa kategori. Menurut dia, lingkungan sekolah tak bisa diartikan hanya secara eksklusif di dalam lingkungan internal.

Baca juga: Tak Tolerasi Kekerasan, Binus School Serpong Pastikan Usut Kasus Perundungan Siswanya

Lingkungan sekolah, kata dia, bisa juga area wilayah yang berada di radius tertentu. Biasanya, pemetaan radius ini untuk mendeteksi titik mana area luar sekolah yang menjadi tempat tongkrongan anak-anak.

Hal tersebut di bawah pengawasan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang berkorrdinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

"Biasanya sekolah sudah punya informan orang yang dipercaya berada di lingkungan di radius tertentu. Nantinya akan ada laporan secara reguler dari orang yang berada lokasi tersebut," ucap Satriwan.

Dengan demikian, Satriwan memandang, sekolah tak bisa berlindung di bawah diksi kekerasan ini terjadi di luar lingkungan sekolah. Terlebih, kekerasan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun.

Di sisi lain, Satrwian sangat mendukung upaya investigasi secara lanjut kasus tersebut. Bahkan, ia mendorong kasus ini dibawa ke ranah pidana.

Baca juga: Soroti Dugaan Perundungan di Binus School Serpong, P2G Duga Sekolah Tak Punya Tim Pencegah Kekerasan

"Kalau ditelurusi biasanya korbannya banyak. Cuma biasanya takut untuk berbicara ke publik, termasuk ke orangtuanya," ucap Satriwan.

Dugaan perundungan di Binus School Serpong, Tangerang Selatan, Banten, ramai dibicarakan di jagat maya, khususnya di akun media sosial X.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com