DEPOK, KOMPAS.com - Light rail transit (LRT) Jabodebek terus menunjukkan perubahan yang baik setelah dievaluasi sejak resmi beroperasi pada tahun lalu.
Mengenai progres LRT yang membaik, sejumlah penumpang merasa puas dan nyaman.
Salah satu penumpang, Cinthya (23), tidak masalah harus merogoh kocek Rp 17.000 sekali jalan karena terbayar oleh kenyamanan dan efisiensi waktu perjalanan.
Baca juga: Enam Bulan LRT Jabodebek Beroperasi, Penumpang Makin Puas dengan Ketepatan Waktu
"Saya tentu terus pilih LRT karena sudah jauh lebih nyaman dan efisien perihal waktu dibanding moda transportasi lain yang ada di sini. Kalau KRL sebenarnya bisa, tapi aku menyerah kalau naik itu," ujar Cinthya saat ditemui Kompas.com, Selasa (20/2/2024).
Hal senada juga disampaikan Martha (50).
"Alasan utama saya masih mau terus pakai LRT tuh karena bisa memprediksi estimasi waktu buat sampai kantor. Kalau naik bus gitu kita kan enggak bisa menduga ya," tutur Martha.
Berbeda sedikit dengan Cinthya dan Martha, penumpang lainnya, Haikal (22), ia bakal terus menggunakan LRT sebagai moda transportasi harian, asalkan harganya stabil.
"Tentu saya akan terus pakai LRT, dengan catatan sambil menyesuaikan dengan biaya tiketnya yang semoga enggak semakin mahal," kata Haikal saat dihubungi Kompas.com.
Baca juga: Enam Bulan Beroperasi, LRT Jabodebek Angkut 6,4 Juta Penumpang
Headway atau jeda waktu kedatangan kereta LRT Jabodebek kini semakin singkat.
Dari pengamatan Kompas.com di Stasiun Harjamukti, Depok, Selasa pagi, salah satu rangkaian kereta berangkat pukul 09.12 WIB.
Tak lama kemudian, rangkaian selanjutnya tiba di Stasiun Harjamukti pada pukul 09.20 WIB.
Artinya, headway LRT Jabodebek dari Harjamukti-Dukuh Atas pada Selasa pagi mencapai kisaran delapan menit.
Waktu tersebut sudah jauh lebih singkat dibandingkan saat LRT pertama kali beroperasi pada Agustus 2023, yang mencapai 30 menit.
Pemangkasan headway dirasakan oleh sejumlah penumpang dan tentu hal ini diapresiasi karena membantu mereka menyingkat waktu perjalanan.
Baca juga: Dulu Rem LRT Terasa Kasar, Pengguna: Kini Hampir Sebaik MRT Singapura
"Dulu tuh sempat nunggu sampai 30 menit lebih. Tapi sekarang untung sudah membaik, nunggu 10-15 menit sudah paling lama," ucap Cinthya.
Cinthya masih mengingat jelas saat rangkaian LRT hanya mengoperasikan sembilan trainset karena tujuh lainnya sedang dalam perbaikan di bengkel.
Headway kala itu sangat lama dan terasa menjengkelkan.
Salah seorang penumpang LRT lainnya, Haikal juga memiliki pendapat yang sama.
"Enggak pernah sih menunggu lama, biasanya tuh sekitar 5-10 menit juga kereta sudah datang," ujar Haikal.
Baca juga: Kerap Lewatkan Sarapan, Penumpang LRT Minta Ada Minimarket di Stasiun
Waktu tiba dan berangkat LRT juga teruji tepat waktu. Hal ini diukur dari kesesuaian jam di layar informasi dan realtime kereta sampai di stasiun.
Bahkan, sekitar 10 menit sebelum jadwal kereta berangkat, rangkaian kereta sudah berada di Stasiun Harjamukti untuk menunggu penumpang memadati LRT Jabodebek ini.
"Enggak pernah telat, justru setiap saya mau naik LRT, kereta sudah datang 1-2 menit sebelum jadwal di LED itu," ungkap salah satu penumpang menuju Cikoko, Dwipa (29).
Hal senada disampaikan Cinthya.
"Sejauh aku menggunakan LRT, aku belum pernah mengalami jam telat kayak gitu," ujar Cinthya.
Sedangkan Haikal mengaku pernah sekali menemukan kereta yang terlambat berangkat sekitar satu hingga dua menit.
"Kalau di jam sibuk tuh tepat waktu, pas banget sesuai jadwal. Paling saat mulai pukul 10.00 WIB ke atas, pernah sekali enggak terlalu pas, cuma masih aman," tutur Haikal.
Baca juga: Pengelola LRT Jabodebek Usahakan Persingkat Headway demi Kenyamanan
Sistem pengereman kereta yang dirasa kasar dan masih mendadak beberapa waktu lalu sempat menjadi evaluasi bagi LRT.
Namun pada Selasa (20/2/2024), Kompas.com menjajal LRT dari Stasiun Harjamukti, kereta melaju mulus tanpa banyak guncangan.
Hal tersebut disepakati oleh seorang penumpang, Dwipa (29), asal Tebet, Jakarta Selatan.
"Pas tahun lalu memang berasa banget mendadak kalau kereta mengerem. Tapi sekarang sudah enak, justru sudah hampir mirip kayak MRT di Singapura," ucap Satria.
Perubahan kondisi pengereman LRT juga dirasakan oleh Haikal.
"Itu kondisi rem kasar pas awal-awal aja sih, sekarang sudah membaik dan lebih nyaman dibanding sebelumnya," kata Haikal.
Di samping itu, Martha justru mengungkapkan hal berbeda.
"Dari awal saya naik merasa enak-enak saja, setiap ngerem bukan yang sampai bikin enggak nyaman," jelas Martha.
Baca juga: Sempat Dianggap Kasar, Pengereman LRT Jabodebek Tak Lagi Dikeluhkan Pengguna
Selain soal fasilitas dan kenyamanan LRT yang terus membaik, budaya tertib yang diterapkan penumpang juga menjadi faktor pendukungnya.
Pasalnya, pengguna LRT mulai membiasakan tidak berdiri di depan pintu kereta demi memudahkan penumpang turun dan tidak bertabrakan dengan mereka yang naik.
Beberapa penanda di lantai yang membagi area kotak kuning di sisi samping kereta untuk penumpang naik dan area biru untuk penumpang turun ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh penumpang.
"Sudah kebiasaan kayaknya kalau dari saya pribadi menunggu pintu LRT terbuka tuh di sisi samping, supaya lebih nyaman di saya-nya juga sih," ungkap salah seorang penumpang Ayu (26).
Perkataan Ayu serupa dengan apa yang disampaikan Cinthya.
"Sekarang, kebanyakan penumpang LRT sudah terbiasa antre di sisi kiri dan kanan pintu kereta, biar nanti pas LRT sampai, mereka yang turun enggak akan terhalang antrean," jelasnya.
Baca juga: Headway LRT Jabodebek Makin Singkat, Penumpang: Untung Sudah Membaik
Beberapa penumpang menyarankan supaya LRT bisa menyediakan minimarket di dalam stasiun.
Permintaan tersebut sempat diungkapkan oleh Martha yang menyebutkan minimarket dibutuhkan bagi penumpang yang harus berangkat pagi tanpa sarapan di rumah.
"Orang yang berangkat pagi kadang enggak sempat sarapan, makanya suka cari minum atau makan selewatnya. Tapi di stasiun LRT kan enggak ada tempat jualan sama sekali," ungkap Martha.
"Apalagi kalau berangkat buru-buru kayak saya hari ini, pas sampai stasiun otomatis butuh beli minum dulu," tambah dia.
Kebutuhan minimarket di stasiun juga disampaikan oleh salah seorang penumpang, Ayu.
"Kalau ada minimarket di bawah dekat tempat tap in kayak MRT atau KRL bakal lebih kebantu untuk penumpang yang perlu kebutuhan mendadak," tutur Ayu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.