Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperiksa atas Kasus Pelecehan, Rektor Universitas Pancasila: Saya Senang Bisa Ungkap yang Sebenarnya

Kompas.com - 29/02/2024, 14:35 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor nonaktif Universitas Pancasila berinisial ETH (72) rampung menjalani pemeriksaan selama 2,5 jam di Mapolda Metro Jaya, terkait kasus dugaan pelecehan seksual terhadap staf kampusnya, RZ (42), Kamis (29/2/2024).

Adapun ETH tiba pada pukul 10.00 WIB.

Berpakaian kemeja biru dibalut jaket merah, dia keluar dari Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pukul 12.30 WIB, didampingi tim kuasa hukumnya.

Usai diperiksa, ETH mengaku pemeriksaan berjalan dengan lancar.

"Alhamdulillah wawancaranya berjalan dengan lancar. Proses hukum memang seperti ini, tidak ada yang luar biasa," kata ETH di lokasi.

Baca juga: Tiba di Polda Metro, Rektor Universitas Pancasila Bantah Lecehkan Stafnya

Dia pun merasa senang lantaran telah menyampaikan pernyataannya kepada penyidik.

"Kami senang, saya senang karena akhirnya kami bisa mengungkapkan yang sebenarnya," imbuh ETH.

Sementara itu, kuasa hukum ETH, Faizal Hafied, menjelaskan bahwa dugaan pelecehan seksual kepada kliennya merupakan asumsi. Menurut dia, laporan polisi (LP) ini dibuat lantaran adanya pemilihan rektor baru yang tengah berlangsung.

"Kami yakini bahwa tidak akan ada LP yang dilayangkan apabila tidak ada proses pemilihan rektor. Jadi ini kental sekali karena ada pemilihan rektor di bulan Maret," ujar Faizal.

Dia menyatakan, tudingan terkait pelecehan seksual terhadap kliennya tidak tepat.

"Semua yang beredar ini adalah berita yang tidak tepat, kurang tepat dan menyesatkan dan merupakan pembunuhan karakter untuk klien kami," imbuhnya.

Baca juga: Universitas Pancasila Bantah Dugaan Pelecehan Seksual Mencuat di Tengah Pemilihan Rektor Baru

Faizal berpandangan, pelaporan yang menyeret ETH merupakan bentuk politisasi menjelang pemilihan rektor. Namun, dia tak memerinci berkait hal tersebut.

"Ada hal yang tidak benar dan tidak tepat, disampaikan oleh orang lain yang mendiskreditkan klien kami," ucap Faizal.

"Ini yang kami harap sebagai langkah awal, karena Prof belum pernah menyampaikan secara resmi. Tidak ada laporan polisi kepada beliau, kalau tidak ada pemilihan rektor," tambahnya.

Adapun dugaan pelecehan seksual yang dialami RZ terjadi setahun lalu, yaitu pada Februari 2023.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
Video Viral Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya Sendiri, Polisi Tangkap Pelaku

Video Viral Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya Sendiri, Polisi Tangkap Pelaku

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Megapolitan
Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Megapolitan
Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Megapolitan
Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Megapolitan
Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Megapolitan
Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Megapolitan
Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Megapolitan
Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Megapolitan
Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Megapolitan
Warga Eks Kampung Susun Bayam Pertanyakan Kepastian Pemprov DKI soal Pembangunan Rusun Baru

Warga Eks Kampung Susun Bayam Pertanyakan Kepastian Pemprov DKI soal Pembangunan Rusun Baru

Megapolitan
Curhat Gen Z Pencari Kerja di PS Store: Capek dan Takut 'Ditikung' Orang Dalam

Curhat Gen Z Pencari Kerja di PS Store: Capek dan Takut "Ditikung" Orang Dalam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com