Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sudarman, Kerja Ikhlas untuk Masjid Tanpa Ada Jaminan Kesehatan dari Pengelola

Kompas.com - 22/03/2024, 16:37 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudarman (68) yang bekerja sebagai marbut di Masjid Al-Falaah, Manggarai, Jakara Selatan, mengaku tak mendapatkan BPJS maupun asuransi kesehatan setelah kurang lebih lima tahun mengabdi.

Kata Sudarman, satu-satunya jaminan kesehatan yang ia miliki ialah BPJS Kesehatan dari pemerintah.

"Enggak, BPJS mah dari pemerintah doang. Apalagi asuransi saya enggak punya," ungkapnya ketika diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

Kesehatan sudah menurun

Di usia senjanya, kesehatan Sudarman lambat laun mengalami penurunan.

Sudarman pernah jatuh hingga tangannya patah dan sampai saat ini kondisinya tak bisa kembali normal.

"Dulu waktu masih di kampung saya jatuh, tangan saya patah dan enggak bisa lurus lagi karena udah tua," jelasnya.

Baca juga: Kisah Marbut Masjid Mengabdi karena Panggilan Hati, Bertahan sampai Tua meski Digaji Sekadarnya

Saat ini ia memiliki kendala pada kesehatan matanya yang katarak.

Kedua mata Sudarman sudah dioperasi karena gangguan katarak tersebut. Namun, penglihatannya tak lagi sejernih dulu.

"Mata kemarin abis operasi katarak yang kanan, yang kiri udah setahun lalu operasinya," ungkapnya.

Rencananya, Sudarman ingin melakukan kontrol mata kembali pada April mendatang.

BPJS Kesehatan dari pemerintah

Meski tak mendapat jaminan kesehatan di tempat kerjanya, Sudarman tetap merasa bersyukur karena masih memiliki BPJS Kesehatan dari pemerintah, sehingga segala urusan biaya berobat sudah terjamin.

Ia juga mengaku tak pernah merasa kesulitan untuk berobat atau mendapatkan obat.

"Belum pernah sih, alhamdulillah karena kan semua di-cover sama BPJS pemerintah," ucap dia.

Dengan gaji yang tak seberapa, Sudarman kerap menyisihkan sedikit rezekinya untuk keperluan masjid.

Baca juga: Upah Bulanan Tak Cukup untuk Hidup, Marbut di Manggarai: Tapi Alhamdulillah, Ada Aja Rezekinya

Ia menyebut keperluan tersebut biasanya terkait kebutuhan sabun untuk mengepel masjid. Sudarman bilang, dia tak mau meminta lagi kepada pengurus.

Sebisa mungkin, ia membelinya sendiri atau membawanya dari rumah.

"Bahkan kadang sabun buat ngepel aja saya enggak mau minta sama masjid, saya selalu bawa sendiri dari rumah buat ngepel, bersihin kamar mandi," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Panca Darmansyah Bunuh Empat Anak Kandungnya Usai Pergoki Istri Selingkuh

Megapolitan
Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Hasil Otopsi Sementara Mayat Dalam Toren, Tidak Ada Luka dan Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com