Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upah Bulanan Tak Cukup untuk Hidup, Marbut di Manggarai: Tapi Alhamdulillah, Ada Aja Rezekinya

Kompas.com - 22/03/2024, 16:15 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudarman (68), salah satu marbut Masjid Al-Falaah Manggarai, Jakarta Selatan (Jaksel), mendapatkan gaji Rp 300.000 per bulan.

Menurut dia, upah tersebut masih belum cukup memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

"Waktu marbutnya masih dua dikasih Rp 600.000 per bulan buat berdua, sedangkan dari DMI (Dewan Masjid Indonesia) satu orang Rp 1,5 juta per enam bulan," tuturnya ketika diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

Baca juga: Kisah Marbut Masjid Mengabdi karena Panggilan Hati, Bertahan sampai Tua meski Digaji Sekadarnya

Meski begitu, menurut dia, upah bukan segalanya. Ia percaya bahwa rezeki bisa datang dari mana saja.

"Kalau dibilang cukup ya enggak cukup. Tapi, alhamdulillah pasti ada aja lah, dari anak ada, kalau ada rezekinya pasti dia ngasih datang bawa makanan juga," sambung dia,

Sudarman juga menjelaskan, meski pendapatannya tak seberapa sebagai seorang marbut, ia tak mau menikmati sendiri gajinya.

Selain untuk biaya makan sehari-hari, Sudarman menggunakan gaji tersebut untuk berbagi dengan cucu-cucunya atau tambahan modal warung sederhananya.

"Paling anak-anak kalau lagi jajan aja, kalau saya ada rezeki paling beliin makanan dari pasar kayak ayam buat dimakan bareng-bareng, Rp 50.000 buat bareng-bareng," ucap dia.

Saat ini, Sudarman tinggal seorang diri di rumahnya. Sang istri sudah meninggal akibat hipertensi, sementara kedua anaknya sudah memiliki rumah masing-masing.

Baca juga: Marbut Masjid Raya Palapa Baitus Salam: Saya Pengin Bersedekah Kayak Orang-orang...

Dari gaji yang ia terima, sebagian digunakan untuk membayar listrik Rp 120.000 per bulan.

Ia mendapatkan air gratis dari RT setempat.

"Listrik saya bayar sendiri Rp 120.000 per bulan, kalau air dari RT gratis karena mungkin saya sudah tua jadi enggak ditagihin iuran lagi," kata dia.

Meski begitu, anak kedua Sudarman bernama Mulyadi masih menjamin biaya kehidupan sang ayah meski tak sepenuhnya.

Sepekan sekali, anak laki-lakinya itu berkunjung ke rumahnya.

Selain membawa makanan untuk sang ayah, Mulyadi juga memberi uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com