Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gigihnya Perjuangan Warga Bekasi Antre di Bank demi Tukar Uang Baru, Datang Pukul 3 Pagi Sambil Bawa Bekal Sahur

Kompas.com - 05/04/2024, 11:51 WIB
Firda Janati,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Membagikan uang baru kepada sanak saudara menjadi tradisi yang tak terpisahkan dalam perayaan Idul Fitri.

Karena itu, banyak masyarakat berbondong-bondong datang ke bank untuk menukarkan uang baru, seperti yang dilakukan sejumlah warga Bekasi, Jawa Barat.

Mereka mengantre sejak dini hari demi bisa mendapatkan nomor penukaran uang baru di bank.

Baca juga: Datang Pukul 04.00 WIB, Warga Bekasi Tak Kebagian Nomor Antrean Tukar Uang di Bank

Dari pantauan Kompas.com di Jalan Kyai Haji Noer Ali, Kota Bekasi, Kamis (4/4/2024), antrean sudah mulai padat meski matahari belum terbit dan waktu masih menunjukkan pukul 05.30 WIB.

Mereka mengantre dengan tertib. Satu per satu berbaris di pinggir trotoar untuk mengambil nomor penukaran uang.

Seorang petugas keamanan juga berjaga di lokasi. Ia tampak mengatur warga agar tidak berdiri di pinggir jalan raya.

Antre sejak pukul 03.00 WIB

Seorang warga bernama Kristanti Yusfita (44) berhasil mendapatkan nomor antrean menukar uang untuk THR Lebaran.

Kristanti ternyata sudah datang dua kali. Pada Rabu (3/4/2024), ia tidak mendapatkan nomor antrean karena datang pukul 06.00 WIB.

Alhasil, karena tidak ingin kegagalan itu terulang kembali, Kristanti sudah berada di depan bank pukul 03.00 WIB.

Baca juga: Antre di Bank Pukul 03.00 WIB untuk Tukar Uang, Warga Bekasi Bawa Bekal Buat Sahur

"Kemarin saya datang jam 6, itu dari BCA HI enggak dapat nomor, dari sana langsung ke sini (BCA Ahmad Yani) ternyata sudah tutup, ke Mandiri tutup juga, ke BTN juga tutup. Jadi katanya pagi-pagi jam 3, akhirnya saya jalan jam 3," ujar Kristanti.

Kristanti menuturkan, antrean sudah cukup ramai saat dia datang. Karena itu, dia mendapatkan nomor urut 25.

Warga yang berhasil mendapatkan nomor antrean akan diminta datang kembali setelah pukul 08.00 untuk menukarkan uangnya.

Sahur di depan bank

Berbagai persiapan ternyata sudah dilakukan Kristanti, ia bahkan telah menyiapkan bekal santapan sahur.

"Iya sahur di sini, saya bawa bekal sahur, bawa minum. Saya juga bawa bangku lipat loh saking niatnya. Saya tukar di sini, kemarin (sudah) keliling ngecek," papar Kristanti.

Kristanti menuturkan, pada malam hari sebelum berangkat ke bank, ia telah menyiapkan santapan sahur terlebih dahulu.

Baca juga: SPBU Juga Jadi Tempat Tukar Uang Receh Jelang Lebaran

"Saya nyiapin dulu, yang dua (anak) sudah bangun. Kebetulan malam sudah masak, jadi tinggal menghangatkan saja," ucapnya.

Kristanti mengaku telah berkeliling ke sejumlah bank di Kota Bekasi, tetapi selalu tidak kebagian nomor antrean. Karena itu, dia bersantap sahur di depan bank.

"Jadi ya sudah capek-capek saja ngantre. Tukar yang ini buat nyenengin anak-anak, jaga tradisi juga," imbuh dia.

Banyak yang gagal

Berbeda dengan Kristanti, seorang pria bernama Anwarudin (27) gagal menukarkan uang di bank karena datang lebih siang daripada warga lain yang telah antre sejak pukul 03.00 WIB.

Padahal, Anwarudin tiba di bank yang ada di Jalan Kyai Haji Noer Ali itu pada pukul 04.00 WIB.

"Habis sahur pukul 03.30 WIB dari rumah, sampai di sini jam 04.00 WIB, itu antreannya sudah panjang banget," kata Anwarudin saat ditemui di lokasi, Kamis (4/4/2024).

Baca juga: Bawa Belasan Juta Rupiah, Penyedia Jasa Tukar Uang Baru di Kalimalang Khawatir Dijambret

Alhasil, Anwarudin gagal menukarkan uang untuk dibagikan kepada keluarganya di kampung halaman.

"Sudah enggak bisa, saya tidak kebagian antrean. Paling yang kebagian kuota itu paling 40 persen yang tadi ngantri di sini," papar dia.

Anwarudin mengatakan, selain dirinya ada juga warga yang tidak mendapatkan nomor antrean karena kuota tersedia hanya untuk 100 orang.

"Sisanya masih banyak yang enggak bisa dan kebagian kuota. Jumlahnya cuma 100 orang per harinya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com